Namun, kritik tetap muncul terkait sejauh mana komitmen tersebut dapat diwujudkan secara merata di seluruh kecamatan. Beberapa desa, khususnya di Subang bagian selatan, masih melaporkan lambannya penanganan aduan, keterbatasan akses layanan kesehatan, dan perbaikan infrastruktur dasar yang belum maksimal.
Dalam kegiatan tersebut, pemerintah mengajak masyarakat berperan aktif mengawasi proyek pembangunan agar akuntabilitas dan transparansi benar-benar terjaga. Meski demikian, sejumlah aktivis menilai bahwa ruang partisipasi publik perlu diperluas, tidak hanya dalam bentuk forum seremonial tetapi juga dalam mekanisme pengawasan berbasis komunitas yang lebih terstruktur.
Saba Desa kali ini juga menghadirkan khitanan massal untuk 37 anak serta pertandingan sepak bola antara Subang Ngabret dan kesebelasan Kecamatan Serangpanjang. Walau kegiatan sosial ini membawa manfaat, warga berharap fokus utama Saba Desa tetap pada penyelesaian isu-isu pelayanan publik dan pembangunan yang lebih mendesak.
Bagi masyarakat, Saba Desa tetap menjadi agenda penting. Namun, efektivitasnya sangat bergantung pada tindak lanjut konkret dan evaluasi berkelanjutan. Tanpa itu, Saba Desa berpotensi menjadi kegiatan rutin yang meriah tetapi kurang memberikan dampak signifikan bagi kualitas layanan dan pembangunan desa. (**)






