Selain peresmian jalan, Saba Desa kali ini juga diisi dengan program khitanan massal dan senam Ngabret yang melibatkan lebih dari 50 anak serta ratusan warga. Kegiatan tersebut memperlihatkan sentuhan sosial dan pendekatan humanis pemerintah daerah. Namun, sejumlah pengamat menilai kegiatan seremonial seperti ini perlu diiringi dengan keberlanjutan program yang lebih strategis, seperti penguatan ekonomi lokal, peningkatan produktivitas pertanian, dan pemerataan layanan publik.
Kegiatan ditutup dengan pertandingan persahabatan sepak bola antara tim Pemerintah Daerah dan Forkopimcam Pusakajaya. Momen ini menjadi sarana interaksi langsung antara pemimpin daerah dengan masyarakat.
Dalam beberapa kesempatan, Kang Rey menegaskan visi “Subang Leucir 2027” sebagai simbol dari pemerataan pembangunan dan perbaikan infrastruktur di seluruh wilayah. Namun, realisasi visi tersebut akan sangat bergantung pada konsistensi implementasi, efisiensi anggaran, dan kemampuan birokrasi daerah untuk menutup kesenjangan antarwilayah.
Agenda Saba Desa Pusakajaya dengan demikian bukan hanya sekadar kunjungan kerja, tetapi juga cerminan dari arah kebijakan pembangunan Kabupaten Subang ke depan — antara semangat pemberdayaan dan tantangan pemerataan yang masih harus dijawab secara konkret. (**)







