BANDUNG, Pesanjabar.com —Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat melaporkan bahwa nilai ekspor Jawa Barat pada April 2025 mencapai 2,76 miliar USD. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 10,76 persen dibandingkan bulan sebelumnya, Maret 2025. Namun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year), ekspor tercatat naik 10,34 persen dari April 2024.
Secara kumulatif, total ekspor Jawa Barat selama periode Januari hingga April 2025 mencapai 12,08 miliar USD, atau meningkat 3,72 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang tercatat sebesar 11,64 miliar USD.
“Sektor industri masih mendominasi nilai ekspor Jabar sebesar 98,63 persen diikuti sektor migas sebesar 0,72 persen dan sektor pertanian sebesar 0,65 persen,” ujar Kepala BPS Jabar Darwis Sitorus.
Tiga negara tujuan utama ekspor Jawa Barat selama empat bulan pertama tahun ini adalah Amerika Serikat dengan nilai 1,91 miliar USD, diikuti Filipina sebesar 1,09 miliar USD, dan Jepang sebesar 0,92 miliar USD.
Sementara itu, nilai impor Jawa Barat pada April 2025 justru mengalami peningkatan sebesar 6,68 persen dibandingkan bulan sebelumnya, atau naik menjadi 1,04 miliar USD. Namun secara kumulatif, total impor Januari–April 2025 justru mengalami penurunan 0,70 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024, dengan total impor sebesar 3,98 miliar USD.
Dilihat dari struktur penggunaan, mayoritas impor masih didominasi oleh bahan baku dan penolong sebesar 79,18 persen, disusul oleh barang modal sebesar 11,93 persen dan barang konsumsi sebesar 8,89 persen. Sementara itu, berdasarkan jenis barang, impor terbesar datang dari kelompok mesin dan perlengkapan listrik dengan nilai 533 juta USD, mesin dan peralatan mekanis sebesar 351 juta USD, serta kendaraan dan bagiannya senilai 302 juta USD.
Tiongkok masih menjadi negara asal impor terbesar dengan nilai mencapai 1,22 miliar USD, disusul Jepang sebesar 558 juta USD dan Korea Selatan sebesar 492 juta USD.
“Meskipun ekspor kita turun namun secara neraca perdagangan Jawa Barat pada Januari-April 2025 masih mengalami surplus sebesar 8,10 miliar USD. Kita masih surplus dengan Amerika Serikat, Filipina, Thailand dan Vietnam. Sedangkan dengan Taiwan dan Tiongkok masih mengalami defisit,” pungkas Darwis. (**)