Gabah Petani Tak Terbuang, Kang Akur Apresiasi BULOG Subang yang Serap Panen Secara Optimal

sae/PESANJABAR
Wakil Bupati Subang, H. Agus Masykur Rosyadi, S.Si., M.M. (tengah) menerima secara simbolis produk beras dari Kepala Kantor Cabang BULOG Subang, Selasa (17/6/2025)

SUBANG, Pesanjabar.com – Di balik tumpukan karung gabah dan geliat petani yang tak pernah berhenti menatap langit Subang, ada kabar baik yang menenangkan hati: hasil panen mereka diserap secara maksimal. Harapan para petani itu mendapat angin segar pada Selasa, 17 Juni 2025, saat Wakil Bupati Subang, H. Agus Masykur Rosyadi, S.Si., M.M., atau akrab disapa Kang Akur, menerima kunjungan dari jajaran pimpinan Perum BULOG Kantor Cabang Subang di Ruang Kerja Bupati Subang.

Kunjungan itu bukan sekadar formalitas. Di dalamnya mengalir semangat kerja sama dan keinginan yang sama: menjaga ketersediaan pangan, memuliakan hasil panen petani, dan menjadikan Subang sebagai poros lumbung padi nasional yang benar-benar berpihak pada rakyat kecil.

Kepala BULOG Subang, Djoko Purnomo, datang tidak hanya membawa laporan angka—tapi juga kebanggaan. Hingga 31 Mei 2025, BULOG Subang telah menyerap 49.012 ton gabah dan beras dari petani, melampaui target sebesar 100,82%. Sebuah pencapaian yang bukan hanya statistik, tapi berarti ribuan petani bisa tidur lebih tenang karena hasil panennya dihargai dan tersalurkan.

“Ini bukan hanya kerja BULOG, ini kerja kita bersama. Dari pemerintah daerah, TNI, penyuluh pertanian, mitra penggilingan, sampai para petani di lapangan. Semua punya andil,” tutur Djoko dengan nada tulus.

Subang memang dikenal sebagai lumbung padi. Tapi predikat itu tidak berarti apa-apa jika hasil panennya tak terserap. Karena itu, keberadaan BULOG sebagai offtaker menjadi tumpuan. Bagi para petani kecil, kabar bahwa gabah mereka dibeli bukan hanya soal ekonomi, tapi juga soal harga diri dan kepastian masa depan.

Kang Akur pun tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. Di tengah berbagai tantangan pangan global, Subang membuktikan bisa berdiri kokoh dengan kerja bersama.

“Artinya, panen masyarakat tidak mubazir. BULOG benar-benar hadir. Sudah melebihi target, bahkan sekarang sampai 49 ribu ton. Ini bukti nyata bahwa petani kita tidak dibiarkan berjuang sendiri,” ucapnya dengan nada optimistis.

Ia menambahkan, pertemuan ini bukan sekadar laporan, tetapi bentuk koordinasi untuk memperkuat langkah-langkah ke depan. Karena dalam menjaga pangan, yang dibutuhkan bukan hanya regulasi, tapi juga ketulusan, keberpihakan, dan sinergi lintas sektor.

Dengan pencapaian ini, masyarakat Subang, khususnya para petani, bisa melangkah lebih percaya diri. Mereka tahu, hasil jerih payah mereka di sawah tak akan sia-sia. Dan mereka tahu, ada pemerintah yang siap berdiri bersama mereka — dari hulu ke hilir. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *