REDAKSI.pesanjabar.com – Industri di Bali selama ini tidak hanya menopang perekonomian daerah, tetapi juga memberi kontribusi signifikan bagi ekonomi nasional. Beberapa sektor yang berkembang antara lain tekstil, pakaian jadi, furnitur, kulit dan alas kaki, makanan dan minuman, serta kerajinan berbasis budaya. Dinamika positif ini menunjukkan perlunya dukungan pembiayaan agar daya saing industri semakin meningkat.
Untuk itu, Kementerian Perindustrian meluncurkan Program Kredit Industri Padat Karya (KIPK) yang memberikan akses pembiayaan dengan subsidi bunga. “Program ini menjadi langkah strategis karena memberi kemudahan modal bagi pelaku industri padat karya, sehingga produktivitas meningkat, lapangan kerja bertambah, sekaligus menjaga ketahanan ekonomi nasional,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Sosialisasi KIPK di Denpasar, Kamis (4/9/2025).
KIPK menawarkan pinjaman mulai dari Rp500 juta hingga Rp10 miliar dengan subsidi bunga 5% dan tenor fleksibel hingga delapan tahun. Total nilai pinjaman yang disediakan mencapai Rp20 triliun dengan alokasi awal Rp260 miliar untuk industri padat karya yang memenuhi syarat.