6. Jajangkungan / Egrang. Mengasah Keseimbangan
Jajangkungan, yang berarti “tinggi-tinggian”, merupakan permainan tradisional Sunda yang juga dikenal dengan nama egrang. Permainan ini menggunakan dua batang bambu yang dirancang sedemikian rupa agar bisa dinaiki, memungkinkan pemain berjalan di atasnya.
Berbeda dengan banyak permainan tradisional lainnya yang dimainkan secara berkelompok, jajangkungan biasanya dimainkan secara individual. Selain menyenangkan, permainan ini juga melatih keseimbangan, kekuatan otot, dan konsentrasi pemain.
7. Congklak. Kaya Nilai Edukatif
Permainan Congklak merupakan salah satu permainan tradisional yang cukup dikenal luas di berbagai daerah di Indonesia, meskipun memiliki sebutan yang berbeda-beda. Di daerah Sunda, congklak juga menjadi bagian dari budaya bermain anak-anak.
Permainan ini menggunakan papan congklak yang memiliki deretan lubang, serta biji-bijian congklak sebagai alat permainan. Cara bermainnya dilakukan dengan membagi biji ke dalam setiap lubang secara bergantian bersama lawan main, mengikuti aturan tertentu yang melatih strategi dan perhitungan.
Selain menyenangkan, congklak juga melatih konsentrasi, logika, dan kesabaran anak-anak dalam suasana kompetitif yang sehat.
8. Hahayaman. Penuh Keceriaan dan Kekompakan
Permainan tradisional Sunda Hahayaman memiliki konsep yang mirip dengan permainan kucing-kucingan. Dalam permainan ini, peran “kucing” digantikan oleh “musang” yang bertugas mengejar “hayam” atau ayam.
Permainan ini dimainkan secara berkelompok dan tidak bisa dilakukan sendiri. Biasanya anak-anak akan membentuk barisan memanjang atau lingkaran, saling berpegangan, membentuk benteng pelindung bagi “hayam”. Satu orang dipilih menjadi musang yang mencoba menangkap hayam, sementara pemain lain berusaha melindungi hayam dari kejaran.
Keseruan muncul dari upaya musang menembus barisan dan hayam yang terus menghindar, menciptakan permainan yang dinamis, penuh tawa, dan melatih kebersamaan serta ketangkasan.
9. Prepet Jengkol. Sederhana dan Mengasyikkan
Prepet Jengkol adalah salah satu permainan tradisional khas Sunda yang bisa dimainkan oleh dua orang atau lebih. Menariknya, permainan ini tidak membutuhkan alat apa pun—cukup dengan menyatukan salah satu kaki dari masing-masing pemain.
Setelah kaki dikaitkan atau “dikunci” bersama, para pemain akan berputar sambil menyanyikan lagu khas Prepet Jengkol. Permainan berlangsung hingga lagu selesai. Jika ikatan kaki terlepas di tengah lagu, permainan dianggap selesai dan dapat diulang kembali.
Kesederhanaan dan keunikannya membuat Prepet Jengkol menjadi permainan yang menyenangkan, sekaligus mempererat interaksi sosial anak-anak. Ini adalah salah satu dari sekian banyak permainan tradisional Indonesia yang menghadirkan kegembiraan dalam kebersamaan dan memperkaya pengalaman bermain anak-anak.
10. Paciwit-Ciwit Lutung. Ceria Anak-anak Bernuansa Alam
Paciwit Ciwit Lutung adalah lagu permainan tradisional khas Sunda yang penuh keceriaan dan tawa. Lagu ini menceritakan seekor lutung yang bermain riang di alam bebas, mencerminkan suasana gembira dan kebersamaan yang hangat.
Lagu ini sering dinyanyikan dalam suasana santai dan akrab, cocok untuk menghibur anak-anak sambil mengenalkan mereka pada hewan serta nilai-nilai kebersamaan. Selain menghibur, lagu ini juga memiliki unsur edukatif yang menyenangkan.
Permainan ini dilakukan secara berkelompok, biasanya terdiri dari 4 hingga 6 anak. Cara bermainnya cukup sederhana: para pemain saling mencubit tangan secara bergiliran dan ditumpuk hingga membentuk tingkatan. Sambil bermain, lagu “Paciwit Ciwit Lutung” dinyanyikan berulang.
Berikut lirik yang biasa dinyanyikan saat permainan berlangsung:
Paciwit-ciwit lutung, si lutung pindah ka luhur
Paciwit-ciwit lutung, si lutung pindah ka luhur
Permainan ini bukan hanya membawa tawa, tetapi juga melatih interaksi sosial, kekompakan, dan mempererat hubungan antar teman. Melestarikan permainan seperti ini berarti menjaga salah satu bentuk kearifan lokal yang kaya nilai budaya dan kebahagiaan masa kanak-kanak.
11. Sasalimpetan. Sarat Makna Budaya dan Kebersamaan
Sasalimpetan adalah permainan tradisional Sunda yang diiringi lagu dengan lirik khas yang menggambarkan keindahan alam dan kekayaan budaya Nusantara. Lagu yang dinyanyikan dalam permainan ini menyentuh hati dan mengandung pesan penting tentang pentingnya menjaga lingkungan serta menghargai warisan budaya yang dimiliki.
Permainan ini juga menjadi simbol semangat persatuan dan kekompakan, di mana anak-anak diajak untuk bermain sambil bernyanyi bersama. Cara bermainnya cukup unik: dua pemain saling berpegangan tangan membentuk gerbang, lalu pemain lain secara bergantian melewati “lorong tangan” tersebut hingga membentuk formasi spiral.
Lirik lagu yang biasa dinyanyikan saat bermain Sasalimpetan antara lain:
- Sasalimpetan jajahan aing nu panjang, hey hey
- Aki janggotan tumpak kuda heheotan
- Sasalimpetan jajahan aing nu panjang, hey hey
- Aki janggotan tumpak kuda heheotan
- Tumpak kuda heheotan
- Tumpak kuda heheotaaaaan
- Tumpak kuda heheotan
Permainan ini, bersama berbagai permainan tradisional Sunda lainnya, menjadi bagian penting dari budaya lokal yang kerap dimainkan oleh anak-anak di Jawa Barat. Selain menghibur, permainan-permainan tersebut juga mengandung nilai-nilai edukatif, seperti kerja sama, kejujuran, dan kebersamaan.
Dengan memperkenalkan kembali permainan seperti Sasalimpetan kepada generasi muda, kita turut menjaga kelangsungan budaya dan identitas bangsa. Menghidupkan kembali permainan tradisional adalah salah satu cara sederhana namun berdampak besar untuk merawat kekayaan budaya Indonesia.
Mengapa Permainan Tradisional Penting?
Permainan tradisional tidak sekadar hiburan, tapi juga sarana edukatif yang mengenalkan nilai budaya, kerja sama, kejujuran, dan cinta lingkungan. Anak-anak pun bisa belajar tanpa merasa digurui.
Di tengah era digital, memperkenalkan permainan tradisional kepada generasi muda adalah upaya melestarikan identitas budaya Indonesia. Mari kita dorong anak-anak untuk kembali aktif bergerak, bermain bersama teman, dan mencintai budaya lokal melalui permainan khas daerah mereka. (**)