GARUT. pesanjabar.com – Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, mendampingi Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, dalam kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Ciledug Al-Musaddadiyah, Tarogong Kidul, Rabu (16/07/2025).
Dalam sambutannya, Bupati Syakur menyampaikan bahwa Garut merupakan kabupaten dengan populasi besar, mencapai 2,8 juta jiwa dengan luas wilayah sekitar 3.100 km². Namun, ia menyoroti masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) khususnya dalam aspek pendidikan, yang baru mencapai 69%.
“Rata-rata lama sekolah warga Garut masih 7-8 tahun, setara dengan kelas 2 SMA,” ungkapnya. Ia menegaskan pentingnya mendorong lulusan SMA untuk melanjutkan ke perguruan tinggi demi meningkatkan kualitas hidup, baik secara ekonomi maupun kesehatan.
Bupati juga menggarisbawahi minimnya jumlah pendidik terverifikasi, khususnya di tingkat PAUD yang hanya sekitar 15% dari total 400 PAUD yang ada. Dari sisi kualitas, akreditasi PAUD baru mencapai 80%, menunjukkan masih banyak sekolah yang belum memiliki standar mutu yang terjamin.
Meskipun angka partisipasi sekolah (APS) SD hampir mencapai 100% dan SMP sebesar 95%, namun Angka Partisipasi Murni (APM) SD justru menurun ke angka 81%. Hal ini menunjukkan masih banyak anak yang menempuh pendidikan dasar di luar usia idealnya.
Meski demikian, Syakur optimis akan terus melakukan perbaikan dengan pendekatan formal dan kolaboratif, termasuk peran aktif masyarakat. Ia juga memotivasi siswa untuk terus belajar dan menjadi generasi hebat yang membawa perubahan positif.
Sementara itu, Wamendikdasmen Fajar Riza Ul Haq menyampaikan apresiasi kepada para siswa SMA Ciledug Al-Musaddadiyah yang telah berhasil menempuh pendidikan di sekolah yang dinilai berkualitas.
“Kesempatan bersekolah adalah nikmat yang harus disyukuri. Banyak anak seusia kalian yang tidak seberuntung ini,” ujarnya.
Ia juga berpesan agar sekolah menjadi tempat yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Kepada guru dan tenaga pendidik, ia menekankan pentingnya memperlakukan siswa seperti anak sendiri, serta menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan dan perundungan.
“Ilmu dan kepintaran penting, tetapi akhlak dan karakter jauh lebih utama. Jadilah pribadi yang jujur, disiplin, mandiri, dan bertanggung jawab,” tutupnya. (****)
