SUBANG.pesanjabar.com – Gagasan Kampus Berdampak menjadi sorotan utama dalam kegiatan yang digelar pada Sabtu (25 Oktober 2025) bertempat di Auditorium Lantai 2 Universitas Subang.
Acara ini menghadirkan Dr. Solehudin, MM., Kepala Subbagian Biro Organisasi dan SDM Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, yang memaparkan pentingnya peran kampus sebagai agen perubahan sosial dan pusat inovasi daerah.
Dalam paparannya, Dr. Solehudin menegaskan bahwa kampus bukan hanya tempat menimba ilmu, melainkan ruang untuk melahirkan perubahan nyata bagi masyarakat.
Menurutnya, keberhasilan perguruan tinggi tidak cukup diukur dari jumlah lulusan, tetapi dari sejauh mana jejak kebaikan, inovasi, dan kontribusi sosial yang ditinggalkan oleh sivitas akademika.
🗣️ “Kampus yang hidup adalah kampus yang hadir dalam denyut masyarakat, kampus yang kebermanfaatannya menyebar dan memberi dampak bagi Indonesia,” ujar Dr. Solehudin.
Ia memperkenalkan filosofi Kampus Berdampak yang menempatkan Tridharma Perguruan Tinggi—pendidikan, penelitian, dan pengabdian—dalam satu poros utama: relevansi sosial dan keberlanjutan.
Universitas Subang sebagai Laboratorium Dampak
Universitas Subang dinilai memiliki potensi besar menjadi laboratorium dampak bagi daerah. Dengan kekayaan sumber daya alam, potensi industri, dan budaya yang melimpah, Subang dapat menjadi ruang inovasi nyata bagi mahasiswa dan dosen dalam menghadirkan solusi untuk pertanian cerdas, digitalisasi UMKM, serta tata kelola lingkungan yang berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Solehudin juga memaparkan lima pilar utama Kampus Berdampak, yaitu:
- Pendidikan Berkarakter dan Adaptif – menumbuhkan lifelong learner dengan integritas, empati, dan kemampuan digital.
- Riset untuk Solusi Nyata – mendorong penelitian yang langsung menjawab kebutuhan masyarakat.
- Pengabdian Berbasis Kearifan Lokal – memperkuat masyarakat sesuai konteks daerah.
- Kolaborasi dan Jejaring Dampak – membangun sinergi antara kampus, pemerintah, industri, dan komunitas.
- Kampus Hijau dan Berkelanjutan – menerapkan prinsip keberlanjutan dalam budaya dan tata kelola kampus.
Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan
Dr. Solehudin menegaskan pentingnya peran mahasiswa sebagai motor perubahan sosial. Ia mengajak seluruh mahasiswa untuk tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga aktif menciptakan dampak positif di lingkungan sekitar.
🗣️ “Jangan hanya menjadi sarjana yang pandai menulis skripsi, tetapi jadilah sarjana yang menulis sejarah — sejarah perubahan dan kontribusi bagi masyarakat dan bangsa,” tegasnya.
Ia menutup dengan ajakan inspiratif agar kampus menjadi pusat nilai dan inovasi yang berkelanjutan.
“Dari Subang untuk negeri, dari kampus lahir dampak yang abadi,” pungkasnya.












