SUBANG, Pesanjabar.com – Hari Raya Iduladha menjadi momentum penting bagi umat Islam di seluruh dunia untuk melaksanakan ibadah qurban. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, momen ini juga menjadi ajang berbagi kepada sesama. Di beberapa daerah di Indonesia, ibadah qurban dikemas dalam tradisi khas yang sarat makna sosial dan budaya. Salah satunya adalah tradisi “Daging Qurban Sate” yang dilaksanakan oleh warga Kelurahan Soklat, Kecamatan Subang, Subang.
Setelah hewan qurban disembelih sesuai syariat Islam, sebagian dagingnya biasanya dibagikan kepada mustahik atau mereka yang berhak menerima. Namun di Soklat, warga sepakat untuk menyisihkan sebagian dari daging qurban tersebut untuk dimasak bersama menjadi sate.
Daging yang telah dipotong-potong ditusuk dengan bambu dan dibakar di atas bara api yang telah disiapkan oleh warga. Proses memasak dilakukan secara gotong royong, melibatkan seluruh lapisan masyarakat — dari anak-anak hingga orang tua. Bumbu khas racikan warga setempat turut memberi cita rasa khas yang membedakan dari sate pada umumnya.
Menurut tokoh masyarakat setempat, tradisi ini telah berlangsung selama lebih dari 30 tahun. Selain sebagai bentuk syukur, tradisi ini menjadi wadah mempererat silaturahmi antarwarga serta menanamkan nilai kebersamaan kepada generasi muda.
Yang menarik, kegiatan ini tidak mengurangi esensi utama dari qurban. Daging yang digunakan untuk membuat sate berasal dari bagian yang sah dibagikan kepada masyarakat. Sementara jatah penerima qurban tetap disalurkan sebagaimana mestinya.
Selain itu, kegiatan ini juga dimanfaatkan sebagai sarana edukasi khususnya bagi anak-anak tentang tata cara pemotongan hewan, pembagian daging, hingga pengolahan makanan dengan prinsip halal dan thayyib.
Tradisi “Daging Qurban Sate” mencerminkan bagaimana nilai-nilai keislaman, kebudayaan lokal, dan semangat gotong royong dapat berpadu harmonis dalam satu momen yang penuh berkah. Dari Soklat, Subang, inilah wajah kearifan lokal dalam menyambut Hari Raya Iduladha dengan penuh makna. **