Sinergi Madrasah dan Alam untuk Iman dan Masa Depan, Inisiasi Kemenag Rembang Dapat Apresiasi Luas

kemenag/sae/PESANJABAR
Melalui Program MELATI, Kemenag Tanam Ribuan Pohon

Rembang, Pesanjabar.com – Sebuah langkah inovatif dalam dunia pendidikan dan pelestarian lingkungan digagas oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Rembang, Moh. Mukson, melalui program bertajuk MELATI atau Madrasah Ekoteologi Lestarikan Alam dan Tingkatkan Iman. Program ini merupakan implementasi nyata dari salah satu pilar dalam Asta Protas Kementerian Agama Tahun 2025–2030, yang menekankan pada pentingnya Penguatan Ekoteologi.

“Selama ini ekologi dan teologi seperti saudara yang terpisah dan jarang bertegur sapa. Melalui ekoteologi dan program Melati ini, dua saudara jauh itu bertemu, bersalaman dan bahkan berpelukan,” ucap Mukson saat peluncuran program pada Minggu (8/6/2025).

Program Melati memadukan pendekatan keagamaan (teologi) dan kepedulian terhadap lingkungan (ekologi) dalam satu paket kegiatan yang tidak hanya berdampak pada aspek spiritual, tetapi juga sosial dan ekologis. Mukson menyampaikan bahwa dalam pandangan agama, menjaga kelestarian alam adalah bagian dari wujud keimanan dan tanggung jawab moral sebagai khalifah di bumi.

Menurutnya, dampak kerusakan lingkungan semakin nyata terlihat. Ia menyoroti penurunan populasi pohon akibat penebangan liar, pembangunan pemukiman, hingga pertumbuhan gedung-gedung yang menekan ruang hijau.

“Ekosistem pohon, saat ini semakin berkurang akibat dari penebangan liar atau pembangunan kawasan permukiman serta sederet gedung-gedung lainnya. Hal ini berdampak kepada semakin tertepisnya kadar oksigen di udara dan polusi udara yang tak terserap dengan baik, sehingga menimbulkan pemanasan global (global warming),” terang Mukson.

Program Melati resmi diluncurkan pada Kamis (5/6/2025) di MTsN 4 Rembang. Dalam pelaksanaannya, sebanyak 30.000 pohon ditanam secara serentak oleh para siswa dari 186 lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Kemenag Rembang. Lembaga tersebut meliputi tingkat RA, MI, MTs, dan MA.

Mukson menegaskan bahwa penanaman pohon ini merupakan bukti konkret kontribusi madrasah dalam upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

“Menanam pohon merupakan bentuk sedekah yang hasilnya bisa dinikmati oleh generasi mendatang. Karena menanam pohon sama saja dengan menanam pabrik oksigen untuk masa depan,” ungkapnya.

Tak hanya berdampak secara ekologis, Mukson menjelaskan bahwa melalui pendekatan ekoteologi, seluruh rangkaian kegiatan dalam program ini juga memiliki nilai ibadah.

“Sebagai orang yang beriman kita percaya ini menjadi ibadah yang pahalanya bisa kita rasakan kelak,” lanjut Mukson.

Ia juga mengimbau agar setiap madrasah merawat pohon-pohon yang telah ditanam agar manfaatnya berkelanjutan. Bahkan, pohon-pohon tersebut diharapkan bisa diestafetkan pada siswa tahun berikutnya sebagai bentuk tanggung jawab ekologis yang berkelanjutan lintas generasi.

Inisiatif ini mendapatkan sambutan positif dan apresiasi tinggi dari Pemerintah Kabupaten Rembang. Asisten 3 Setda Rembang, Dwi Wahyuni Haryati, menyampaikan dukungan penuh atas program yang dinilai sangat bermanfaat secara sosial dan lingkungan.

“Program MELATI ini sangat luar biasa, saya atas nama Bupati dan masyarakat Rembang sangat mendukung sepenuhnya. Semoga bisa berjalan dengan baik dan banyak manfaatnya,” pungkasnya, dilansir dari laman resmi Kemenag.

Dengan terobosan program Melati ini, Kemenag Rembang di bawah kepemimpinan Mukson tidak hanya berperan dalam penguatan nilai keagamaan di madrasah, tetapi juga menunjukkan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan keberlanjutan kehidupan umat manusia. Ini menjadi langkah konkret menuju pendidikan madrasah yang holistik: cerdas spiritual, peduli sosial, dan sadar ekologis.(**)

Source: kemenag/sae

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *