REDAKSI.pesanjabar.com – Tak terasa bulan Safar segera berakhir. Di penghujung bulan ini, umat Islam di berbagai daerah seperti Jawa, Sunda, dan Madura memiliki tradisi yang dikenal dengan sebutan Rebo Wekasan atau Rabu terakhir di bulan Safar.
Tradisi ini biasanya diisi dengan berbagai amalan, seperti shalat sunnah, doa bersama, selamatan, sedekah, silaturahmi, dan perbuatan baik lainnya. Tujuannya, memohon perlindungan Allah SWT dari bala dan musibah.
Asal-usul tradisi ini merujuk pada ajaran Syekh Ahmad bin Umar ad-Dairabi dalam kitab Mujarrabat ad-Dairabi. Dalam kitab tersebut disebutkan bahwa setiap tahun, pada hari Rabu terakhir Safar, akan turun ratusan ribu bencana. Karena itu, umat Islam dianjurkan memperbanyak doa dan ibadah pada hari tersebut.
Salah satu amalan yang dianjurkan adalah shalat sunnah empat rakaat dengan bacaan khusus setelah Al-Fatihah, lalu ditutup dengan doa memohon perlindungan dari berbagai musibah. Doa ini diyakini menjadi wasilah agar Allah menjaga hamba-Nya dari mara bahaya hingga akhir tahun.
Meski demikian, sejumlah ulama menegaskan bahwa tidak ada dalil kuat yang secara khusus mewajibkan shalat Rebo Wekasan. Jika seseorang ingin melaksanakan shalat pada hari itu, hendaknya diniatkan sebagai shalat sunnah mutlak, bukan dengan niat khusus “shalat Rebo Wekasan”.
Dengan demikian, umat Islam memiliki ruang untuk menjalankan amaliyah di hari tersebut sesuai keyakinan masing-masing, tanpa keluar dari batas syariat. Perbedaan pendapat para ulama justru menjadi rahmat yang memperkaya khazanah keislaman.
Wallahu a‘lam.