Upaya pemulihan mangrove bukan semata soal penanaman pohon, melainkan juga mencakup peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. Ketersediaan fasilitas umum dan sosial yang layak sangat penting untuk membangun ruang publik yang sehat, bersih, dan manusiawi. Hal ini akan menciptakan perubahan budaya dan perilaku positif di kawasan pantura yang selama ini identik dengan kekumuhan dan keterbatasan.
Bagi para nelayan dan warga pesisir, keberadaan mangrove sangat vital. Mangrove berperan sebagai pelindung alami dari abrasi dan banjir rob, penyaring udara dan air, serta sebagai penyerap karbon tertinggi di antara jenis vegetasi lainnya. Oleh karena itu, pelestarian mangrove juga harus menjadi bagian dari strategi mitigasi bencana, baik bencana alam maupun sosial.
Hari Mangrove Sedunia 2025 ini semestinya menjadi ajakan bersama untuk menyatukan langkah dan kolaborasi lintas sektor: antara pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat. Aksi nyata seperti penyuluhan, penanaman, kebersihan lingkungan, hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat harus diperkuat dalam program-program yang berpihak kepada alam dan manusia. Dengan begitu, wilayah pesisir Subang tidak hanya lestari, tetapi juga menjadi tempat tinggal yang bermartabat dan berdaya bagi warganya. (*)
Penulis:
CECE RAHMAN
Pengendali Lingkungan Ahli Muda
DLH Subang