Sorotan terhadap Ekonomi dan Keadilan Sosial
Presiden KBMI, Wahidin, menilai persoalan ekonomi belum tertangani sepenuhnya setelah setahun pemerintahan berjalan.
“PHK masih terjadi di banyak daerah, sementara sengketa lahan dan masalah proyek besar belum tuntas,” katanya.
Aktivis Syahganda Nainggolan juga menegaskan perlunya pemerintah melibatkan kalangan aktivis dalam proses perubahan.
“Reformasi diganggu oligarki. Negara jangan jadi alat segelintir elite. Prabowo perlu tekanan publik positif agar konsisten,” tegasnya.
Rocky Gerung: Demokrasi Harus Tetap Terbuka
Pengamat politik Rocky Gerung mengingatkan bahwa demokrasi merupakan kontrak sosial antara rakyat dan pemerintah.
“Jika kinerja belum sesuai harapan, rakyat berhak mengevaluasi. Setahun mungkin belum cukup, tapi ruang kritik harus dijaga,” ujarnya.
Tokoh LBH senior Dindin S. Maolani menambahkan bahwa sinyal perubahan harus segera diwujudkan.
“Prabowo harus kembali pada rakyat. Perlu tekanan publik agar visi perubahan benar-benar berjalan,” katanya.
Bangun Narasi Baru dan Kanal Kritik Konstruktif
Perwakilan mahasiswa Ilyas menyerukan perlunya narasi baru pembangunan bangsa.
“Sudah waktunya membangun ulang negara dengan pondasi keadilan dan keberpihakan pada rakyat,” katanya.
Sementara itu, aktivis buruh Arif Minardi sebagai penggagas “Geng Bandung” menegaskan kelompok ini hadir untuk membangun kanal kritik yang konstruktif dan terbuka.
“Kita percaya Prabowo punya niat baik. Tapi jangan hanya dengar Geng Solo, dengar juga Geng Bandung,” ujarnya.
Aktivis Jumhur Hidayat menutup forum dengan mengingatkan pemerintah terhadap daya tahan rakyat di tengah tekanan ekonomi.
“Ketahanan masyarakat sudah menipis. Jika tak ada pemulihan, potensi instabilitas sosial bisa muncul,” katanya. (****)
