SUBANG. pesanjabar.com – Pemerintah Kabupaten Subang terus memperkuat komitmennya dalam pembangunan berbasis kebutuhan warga. Hal ini tercermin dari kegiatan Saba Desa yang dilaksanakan pada Jumat, 4 Juli 2025, di Kecamatan Purwadadi. Dalam kegiatan tersebut, Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita B.R., S.IP., didampingi Wakil Bupati H. Agus Masykur Rosyadi, S.Si., M.M., turun langsung ke lapangan meninjau kondisi riil infrastruktur, layanan publik, dan kegiatan sosial masyarakat.
Kehadiran Bupati dan Wakil Bupati di tengah masyarakat Purwadadi disambut antusias oleh warga dan aparat desa. Momentum ini dimanfaatkan sebagai ajang dialog terbuka antara pemerintah dan masyarakat, sekaligus sarana menyerap aspirasi yang berkembang di tingkat desa.
Dalam kunjungan tersebut, Bupati Reynaldy—yang akrab disapa Kang Rey—melakukan pengecekan langsung terhadap dua titik pembangunan infrastruktur jalan yang strategis bagi mobilitas warga. Titik pertama adalah pembangunan jalan Curuluk–Wanakerta sepanjang 400 meter yang berlokasi di Dusun Babakan. Proyek ini dibiayai melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan atau CSR dari PT Intijaya, sebuah wujud nyata kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah daerah.
Selanjutnya, Kang Rey juga meninjau perbaikan jalan penghubung Purwadadi Barat–Panyingkiran yang terletak di Dusun Kadalangan. Infrastruktur ini memiliki peran vital dalam mendukung konektivitas antarwilayah di Kecamatan Purwadadi, baik untuk kepentingan ekonomi, pendidikan, maupun sosial masyarakat setempat.
Tak hanya menyoroti pembangunan fisik, perhatian Bupati juga tertuju pada kualitas pelayanan publik di tingkat desa. Ia mengunjungi tiga kantor desa, yakni Wanakerta, Blendung, dan Koranji. Di lokasi tersebut, Kang Rey berdialog dengan perangkat desa dan mengevaluasi langsung kondisi fasilitas pelayanan yang digunakan warga sehari-hari.
Sebagai bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam menyediakan ruang publik yang sehat dan bermanfaat, Kang Rey turut meresmikan sarana olahraga berupa jogging track di Desa Panyingkiran. Fasilitas ini diharapkan menjadi ruang interaksi sosial sekaligus wadah untuk mendorong pola hidup sehat masyarakat desa.
Secara keseluruhan, kegiatan Saba Desa ini tidak hanya menjadi simbol kedekatan pemerintah dengan rakyat, tetapi juga langkah konkret dalam memastikan bahwa setiap kebijakan dan program pembangunan benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat hingga ke tingkat paling bawah. (**)