Subang, Pesanjabar.com – Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan yang sangat dimuliakan dalam Islam. Di dalamnya terdapat sepuluh hari pertama yang disebut-sebut sebagai hari-hari terbaik sepanjang tahun, khususnya bagi umat Islam yang ingin memperbanyak amal saleh. Dua di antara hari-hari tersebut adalah Hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan Hari Arafah (9 Dzulhijjah), di mana umat Islam sangat dianjurkan untuk berpuasa sunnah.
Kapan Puasa Tarwiyah dan Arafah Dilaksanakan?
Puasa Tarwiyah
Tanggal: 8 Dzulhijjah
Tahun 2025: Diperkirakan jatuh pada Rabu, 4 Juni 2025 (mengacu pada kalender Hijriyah, dapat berubah sesuai rukyatul hilal).
Disebut “Tarwiyah” karena pada hari ini jamaah haji mulai menyiapkan diri dan membawa air untuk perjalanan ke Arafah.
Puasa Arafah
Tanggal: 9 Dzulhijjah
Tahun 2025: Diperkirakan jatuh pada Kamis, 5 Juni 2025
Hari ketika jamaah haji melakukan wukuf di Padang Arafah, puncak ibadah haji.
Bagi yang tidak berhaji, sangat dianjurkan untuk berpuasa pada hari ini.
Dalil dan Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah
1. Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
Dari Abu Qatadah RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa Arafah, aku berharap kepada Allah, dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.”
(HR. Muslim, no. 1162)
2. Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
Tidak ada hadis sahih dari Nabi SAW yang secara khusus menyebut keutamaan puasa Tarwiyah. Namun, puasa pada hari ke-8 Dzulhijjah termasuk dalam sepuluh hari pertama Dzulhijjah, yang disebut oleh Rasulullah sebagai hari-hari paling utama.
“Tidak ada hari-hari yang amal saleh di dalamnya lebih dicintai Allah daripada sepuluh hari pertama Dzulhijjah.” (HR. Bukhari, no. 969).
Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah
Berikut adalah lafal niat puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah. Disunnahkan membaca niat di malam hari atau sebelum fajar.
Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillaahi ta’aala
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah Ta’ala.”
Niat Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma ‘arafata sunnatan lillaahi ta’aala
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah Ta’ala.”
Jika tidak hafal dalam bahasa Arab, cukup diniatkan dalam hati tanpa dilafalkan pun sudah sah, karena niat tempatnya di hati.
Keutamaan Puasa di 10 Hari Pertama Dzulhijjah
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada hari-hari yang lebih Allah cintai untuk dijadikan tempat beramal saleh daripada sepuluh hari ini (10 hari pertama Dzulhijjah).”
(HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah. Dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani)
Imam An-Nawawi dalam Syarh Muslim menyatakan bahwa puasa pada hari-hari ini adalah amalan yang sangat dianjurkan, termasuk puasa Arafah bagi yang tidak sedang berhaji.
Untuk jamaah haji: Dianjurkan untuk tidak berpuasa Arafah, agar memiliki kekuatan fisik saat wukuf di Arafah.
Untuk non-haji: Puasa Arafah merupakan peluang emas menghapus dosa selama dua tahun (dosa kecil, bukan dosa besar).
Sumber referensi;
Shahih Muslim, Kitab Ash-Shiyam, no. 1162
Shahih Bukhari, Kitab Al-‘Idayn, no. 969
Imam An-Nawawi, Syarh Shahih Muslim
Syaikh Al-Albani, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah
Lembaga Fatwa Arab Saudi dan situs resmi NU & Muhammadiyah
(**)