PKBI Subang Temukan 7 Kasus HIV Baru pada bulan Juli, Semua Sudah Didampingi

SAE/PESANJABAR
31 Juli 2025, Sepanjang Januari hingga Juli 2025, kasus positif HIV terus ditemukan setiap bulan di Kabupaten Subang.

SUBANG.pesanjabar.com -31 Juli 2025, Sepanjang Januari hingga Juli 2025, kasus positif HIV terus ditemukan setiap bulan di Kabupaten Subang. Data ini menunjukkan bahwa penularan HIV di kalangan komunitas Lelaki Seks Lelaki (LSL) masih menjadi tantangan serius yang perlu ditangani secara konsisten dan menyeluruh.

Pada bulan Juli 2025, tercatat sebanyak tujuh kasus baru HIV dengan inisial pasien: W, I, S (meninggal), R, TJ, N, dan S. Seluruh temuan ini merupakan hasil penjangkauan langsung yang dilakukan oleh tim lapangan SSR PKBI Cabang Subang.

Rincian waktu dan penemuannya adalah sebagai berikut:

  • 3 Juli: 1 kasus (oleh PL A)
  • 8 Juli: 2 kasus (oleh PL E)
  • 24 Juli: 1 kasus (oleh PL E)
  • 25 Juli: 1 kasus (oleh PL J)
  • 28 Juli: 1 kasus (oleh PL A)
  • 30 Juli: 1 kasus (oleh PL A)

Satu pasien berinisial S dilaporkan meninggal dunia tak lama setelah dinyatakan positif. Menurut keterangan, pasien tersebut sudah dalam kondisi sakit berat dengan komplikasi saat dilakukan pemeriksaan, dan meninggal sebelum sempat memulai pengobatan antiretroviral (ARV).

Setelah dinyatakan positif, seluruh pasien lainnya langsung mendapatkan pendampingan dari Bu CH, pendamping sebaya dari organisasi Female Plus. Pendampingan ini mencakup edukasi mengenai HIV dan ARV, konseling psikososial, pemantauan kondisi, dan fasilitasi akses layanan kesehatan yang ramah.

SHD, selaku Koordinator Lapangan Program P2HIV SSR PKBI Cabang Subang, (31/7) menyampaikan bahwa penemuan kasus ini adalah hasil kerja rutin para petugas lapangan yang menjangkau komunitas dan mendorong mereka untuk melakukan tes secara sukarela.

Sementara itu, I. Sidik, Koordinator SSR PKBI Cabang Subang, menegaskan pentingnya deteksi dini agar penanganan bisa dilakukan lebih cepat dan efektif. Ia juga mengingatkan bahwa keterlambatan mengetahui status HIV berisiko memperburuk kondisi pasien.

“Kami terus mendorong tes HIV sebagai langkah perlindungan, bukan hukuman. Semakin dini diketahui, semakin besar peluang untuk hidup sehat,” ujarnya. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *