BANDUNG, Pesanjabar.com – Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan target ambisius untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi hingga mencapai 4 persen. Komitmen ini ditegaskan dalam kegiatan Kick Off Intervensi Pencegahan dan Penurunan Kematian Ibu dan Bayi, yang diselenggarakan di RSUP dr. Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung, pada Selasa (10/6/2025).
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan bahwa Provinsi Jawa Barat saat ini menyumbang sekitar 17 persen dari total angka kematian ibu secara nasional, yang mencapai sekitar 4.700 kasus. Sementara itu, angka kematian bayi secara nasional tercatat sebanyak 34.000 kasus per tahun. Melihat kondisi tersebut, Dedi Mulyadi, yang akrab disapa KDM, menegaskan pentingnya upaya serius dan terukur untuk menekan angka tersebut.
“Kita ingin menurunkan semuanya ke angka 4 persen,” tegasnya dalam konferensi pers usai acara.
Sebagai langkah strategis, Gubernur Dedi menginstruksikan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat untuk memberikan insentif kepada para bidan pendamping yang berhasil menekan angka kematian anak dan kasus stunting di wilayahnya hingga mencapai nol. Tak hanya itu, kepala desa dan ketua tim penggerak PKK juga akan mendapat penghargaan jika mampu menciptakan lingkungan desa yang mendukung kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh.
“Ini menjadi prioritas utama tahun ini. Anak-anak di Jabar harus sehat, baik yang balita, remaja, maupun orang tuanya. Semuanya harus cageur,” ujar KDM, menggunakan istilah Sunda untuk “sehat”.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pembangunan kualitas manusia harus dimulai dari aspek kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Dalam pandangannya, seseorang yang sehat akan tumbuh menjadi pribadi yang baik, cerdas, dan produktif. “Cageur pikirana, cageur haténa. Kalau sehat, nanti bisa bageur, pinter, singer,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, KDM juga menyampaikan apresiasinya kepada Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, atas dukungan pemerintah pusat terhadap program-program kesehatan di Jawa Barat. Salah satu bentuk konkret dukungan tersebut adalah pembiayaan operasi pemisahan bayi kembar siam di RSHS secara gratis.
“Ini kebahagiaan besar bagi masyarakat Jabar. Kami juga sudah umumkan di media sosial, nomor kontak darurat yang bisa dihubungi masyarakat jika ada kondisi kesehatan gawat darurat,” jelasnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dalam sambutannya, menyampaikan rasa bangganya terhadap komitmen dan langkah cepat Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Ia mengakui bahwa sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak, Jawa Barat juga menghadapi tantangan besar dalam sektor kesehatan, termasuk tingginya angka kematian ibu dan bayi.
“Tidak banyak daerah yang secara terbuka mengakui persoalan ini dan langsung bertindak. Saya bangga Jawa Barat menjadi pelopor,” ujar Menkes Budi.
Sebagai tindak lanjut konkret, Kemenkes RI bersama Pemprov Jabar akan meluncurkan proyek percontohan penanganan kematian ibu dan bayi di tiga kabupaten, yakni Bogor, Bandung, dan Garut. Program ini melibatkan lintas sektor, mulai dari rumah sakit, puskesmas, klinik, hingga para bidan desa.
Evaluasi akan dilakukan dalam waktu tiga bulan. Jika terbukti efektif, program ini akan diperluas ke kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat.
Selain fokus pada angka kematian, Pemprov Jabar juga mencatatkan kemajuan signifikan dalam penurunan angka stunting. Berdasarkan data terbaru, prevalensi stunting di Jawa Barat berhasil ditekan dari 21 persen menjadi 15,9 persen. Menteri Kesehatan mengapresiasi pencapaian tersebut, dan mendorong agar target dapat lebih ditingkatkan.
“Kalau bisa ditekan lagi di bawah 10 persen, maka secara nasional pun kita bisa menurunkan angka stunting di bawah 15 persen,” tandasnya.
Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, serta keterlibatan aktif masyarakat, Jawa Barat diharapkan menjadi model bagi provinsi lain dalam membangun sistem kesehatan ibu dan anak yang lebih tangguh dan berkelanjutan