Dalam arahannya, Effendi Edo menekankan bahwa jabatan merupakan amanah yang menuntut kejujuran, disiplin, dan keberanian moral untuk mengatakan kebenaran, meskipun tidak populer.
“Jabatan publik bukan sekadar memastikan pekerjaan berjalan, tetapi memastikan pekerjaan itu memberi manfaat bagi masyarakat,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya integritas dan inovasi, terutama di era digital yang menuntut keterbukaan dan kecepatan kinerja. “Kinerja hari ini tidak diukur dari lama duduk di kantor, tetapi dari sejauh mana hasil kerja dirasakan masyarakat,” tambahnya.
Wali Kota mengajak seluruh ASN untuk membangun budaya kerja kolaboratif dan adaptif menghadapi tantangan zaman. Menurutnya, perubahan harus dimulai dari diri sendiri, cara berpikir, dan cara melayani masyarakat.
Sebagai langkah menuju birokrasi modern berbasis kinerja, Pemerintah Kota Cirebon kini menerapkan Sistem Manajemen Talenta ASN, dengan dukungan dari Badan Kepegawaian Negara (BKN). Sistem ini memastikan setiap ASN ditempatkan sesuai dengan kompetensi dan potensinya.
“Dengan sistem ini, setiap pegawai bisa berkembang berdasarkan kinerja dan kemampuan terbaiknya,” jelas Effendi Edo.
Kepala BKPSDM Kota Cirebon, Sri Lakshmi Stanyawati, menambahkan bahwa sistem ini membantu proses suksesi jabatan yang objektif dan terencana, sehingga tidak terjadi kekosongan jabatan di masa mendatang.
Selain itu, Pemkot Cirebon juga tengah mengembangkan aplikasi SIMANTAN TERINDAH (Sistem Manajemen Talenta Terintegrasi dan Mudah) sebagai instrumen digital untuk memantau kinerja ASN secara transparan dan berbasis data.
“Manajemen talenta menjadi fondasi penting dalam membentuk ASN yang profesional, kompeten, dan berintegritas,” tutup Sri.
Dalam penutup sambutannya, Wali Kota Effendi Edo berpesan, “Bekerjalah dengan semangat keterbukaan seperti lapangan ini — lapang dalam berpikir, luas dalam melayani, dan tulus dalam niat.” (****)
