Jakarta, Pesanjabar.com – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Belarus untuk Indonesia, Raman Ramanouski, dalam sebuah pertemuan resmi yang berlangsung di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta. Pertemuan ini menjadi momentum penting dalam mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Belarus, terutama di bidang perdagangan, investasi, dan pertanian.
Kedua pejabat tinggi tersebut melakukan dialog mendalam terkait kerja sama ekonomi yang semakin menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Fokus pembahasan diarahkan pada upaya konkret dalam meningkatkan nilai dan kualitas hubungan dagang antara kedua negara.
“Di bidang perdagangan, tahun lalu, kedua negara mencatat peningkatan nilai perdagangan yang cukup signifikan sebesar 44,1% dibandingkan tahun sebelumnya dengan nilai sebesar USD 128,4 juta. Dari total perdagangan tersebut, tercatat nilai ekspor Indonesia mencapai USD 43,6 juta atau meningkat sebesar 225%,” ungkap Menlu Sugiono dalam pertemuan tersebut.
Peningkatan ekspor yang pesat ini menunjukkan adanya potensi besar yang dapat terus dikembangkan, terutama dengan memanfaatkan hubungan Indonesia dengan negara-negara anggota Eurasian Economic Union (EAUE). Dalam konteks ini, Menteri Sugiono menegaskan harapan Indonesia untuk menjalin ekspansi perdagangan lebih luas dengan kawasan Eurasia.
“Indonesia berharap dapat terus meningkatkan ekspor ke Belarus. Arus perdagangan yang positif dengan negara anggota Eurasian Economic Union (EAUE) akan dapat membuka peluang ekspansi ekonomi ke kawasan Eurasia,” tambahnya.
Sebagai bagian dari upaya memperluas konektivitas ekonomi antarnegara, Menlu Sugiono mengajak Dubes Ramanouski untuk mempererat sinergi dan membuka akses pasar yang lebih luas antara pelaku bisnis kedua negara. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama dalam pembentukan kerangka kerja perdagangan yang lebih formal.
“Sejalan dengan potensi tersebut, Menlu mengundang Dubes Belarus untuk bekerja sama memperluas akses pasar dan kontak bisnis antar kedua negara serta mendorong tercapainya Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia – Eurasian Economic Union,” kata Sugiono.
Selain sektor perdagangan, sektor pertanian turut menjadi perhatian penting dalam dialog bilateral tersebut. Salah satu komoditas strategis yang dibahas adalah kalium (potas), bahan utama dalam pupuk yang sangat dibutuhkan untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Belarus, sebagai salah satu eksportir potas terbesar dunia, memiliki peran penting dalam rantai pasok global pupuk.
“Menlu Sugiono juga berharap agar kerja sama terkait kalium dapat ditingkatkan terutama untuk mendukung prioritas pemerintah dalam menciptakan ketahanan pangan di Indonesia. Belarus merupakan salah satu negara pengekspor potas terbesar di dunia. Posisi ini memperkuat posisi penting Belarus dalam rantai pasok pupuk dunia,” jelasnya, dilansir dari laman resmi Kemlu.
Tak hanya membahas isu bilateral, pertemuan tersebut juga mencakup pertukaran pandangan mengenai berbagai perkembangan global dan isu-isu multilateral yang menjadi perhatian bersama. Hal ini mencerminkan komitmen kedua negara dalam menjaga dialog terbuka dan konstruktif di tingkat internasional.
Kunjungan kehormatan ini diharapkan menjadi pijakan strategis untuk memperkuat kemitraan Indonesia dan Belarus di berbagai bidang, serta membuka jalan bagi peningkatan kolaborasi jangka panjang yang saling menguntungkan di tengah dinamika global yang terus berkembang.(**)