Menag juga menyinggung buku The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History karya Michael H. Hart, yang menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah. Hal ini, kata Nasaruddin, menjadi bukti objektif bahwa Nabi adalah pemimpin terbaik sepanjang masa.
Menutup tausiah, Menag mengajak seluruh masyarakat menjadikan cinta kasih sebagai dasar kehidupan berbangsa dan menolak perbedaan sebagai sekat pemisah. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Presiden dan Wakil Presiden atas dukungan terhadap berbagai inisiatif Kemenag, lalu memimpin pembacaan Surah Al-Fatihah untuk kedamaian umat manusia dan kelestarian alam.
Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin Imam Besar Masjid Istiqlal, Husni Ismail, dalam suasana khidmat penuh kebersamaan. (**)