Masjid juga didorong untuk menjalin kerjasama dengan sekolah, perguruan tinggi, dan pemerintah agar fungsinya sebagai pusat pendidikan dan pengembangan ilmu bisa terlaksana dengan baik. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya tata kelola masjid yang profesional dan transparan.
“Misalnya, pada saat Jumat, pemasukan dan pengeluaran keuangan masjid harus jelas. Transparansi ini akan membangun kepercayaan jamaah sekaligus menunjukkan akuntabilitas pengurus,” imbuhnya.
Dudu Rohman menegaskan, melalui pendidikan dan pelatihan kader seperti ini, diharapkan pengurus DMI dapat menciptakan masjid yang berdaya, mencerminkan kecintaan jamaah terhadap rumah Allah, dan menjadikan masjid sebagai pusat ibadah, pendidikan, sosial, dan pemberdayaan ekonomi.
“Kesimpulannya, masjid adalah inti dari kehidupan umat Islam. Untuk menghadapi tantangan masa depan, diperlukan penguatan peran masjid dan sinergi antara pengurus, jamaah, dan generasi muda. Dari masjid, peradaban bangsa dapat berkembang,” pungkasnya. (****)