SUBANG.pesanjabar.com – Universitas Subang (Unsub) kembali menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Subang dan sekitarnya melalui pembukaan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Program ini membuka peluang bagi masyarakat yang telah memiliki pengalaman kerja dan pelatihan nonformal untuk menempuh pendidikan tinggi dengan waktu yang lebih singkat dan biaya lebih efisien.
Dalam wawancara khusus, pesanjabar.com dengan Bapak Wakil Rektor I Universitas Subang, Drs. H. Deddy Ash Shidiq, SH., M.Si. menjelaskan bahwa RPL merupakan kebijakan nasional yang memungkinkan pengakuan atas pengalaman belajar seseorang—baik dari pendidikan formal, nonformal, maupun pengalaman kerja—untuk dikonversi menjadi Satuan Kredit Semester (SKS) di perguruan tinggi.
“Misalnya, seseorang sudah bekerja lima tahun di perusahaan atau lembaga pemerintahan, dan memiliki bukti pelatihan atau pendidikan kedinasan, itu bisa dikonversi hingga 70% dari total SKS yang dibutuhkan untuk lulus sarjana,” jelasnya.
Dengan skema tersebut, waktu kuliah yang umumnya berlangsung selama delapan semester bisa dipangkas menjadi hanya empat semester atau dua tahun. Proses konversi dilakukan melalui asesmen oleh tim program studi masing-masing Fakultas.
Lebih lanjut, Deddy Ash Shidiq menyebut bahwa program ini menjadi bagian dari strategi Unsub dalam menjawab tantangan Subang sebagai wilayah industri dan kawasan urban baru di Jawa Barat.
“Subang kini menjadi wilayah strategis nasional. Kita butuh SDM berkualitas yang bisa bersaing. RPL adalah jawaban atas kebutuhan itu,” tuturnya.
Menurutnya, program ini sangat relevan untuk ASN, tenaga swasta, maupun masyarakat umum yang belum sempat mengenyam pendidikan tinggi. Apalagi, data menunjukkan masih terdapat ribuan penduduk Subang yang belum menyelesaikan pendidikan sarjana.
“Dengan RPL, kuliah bisa ditempuh lebih cepat, efisien, dan terjangkau. Ini peluang yang sangat sayang kalau dilewatkan,” ujarnya.