JAKARTA, Pesanjabar.com – PT BYD Motor Indonesia memberikan pernyataan terkait penutupan 20 diler BYD di China yang dioperasikan oleh Shandong Qiancheng Holdings Co., Ltd, mitra pengelola jaringan diler BYD di wilayah Shandong.
Penutupan ini terjadi akibat krisis keuangan yang dialami oleh perusahaan mitra tersebut.
“Tutupnya grup diler tersebut murni dikarenakan permasalahan keuangan internal perusahaan (Qiancheng), tidak berhubungan dengan BYD,” ujar Luther Panjaitan selaku Head of Public and Government Relations PT BYD Motor Indonesia.
Luther mengungkapkan bahwa saat ini BYD memiliki lebih dari 4.000 diler aktif yang tersebar di seluruh China dan beroperasi secara normal. Oleh karena itu, menurutnya, penutupan 20 diler tidak mencerminkan kondisi keseluruhan jaringan ritel BYD secara umum.
Ia juga menyampaikan bahwa penjualan global BYD secara perusahaan pada Mei 2025 mencapai 382.476 unit kendaraan. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 0,63 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dan naik 15,27 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Kenaikan ini memperlihatkan bahwa kejadian tersebut tidak mencerminkan performa bisnis BYD,” ujarnya, mengutip dari Antaranews.
Diketahui, sebanyak 20 diler 4S (Sales, Service, Spare Part, dan Survey) milik Shandong Qiancheng Holdings Co., Ltd. di Provinsi Shandong, China, yang menjual produk BYD, terpaksa menghentikan operasional sejak April 2025 akibat krisis operasional yang cukup serius.
CarNewsChina pada Jumat (30/5) melaporkan bahwa sebagai imbas dari krisis tersebut, ruang pamer yang sebelumnya menampilkan berbagai kendaraan BYD kini tidak lagi beroperasi sebagaimana mestinya.
Akibatnya, lebih dari 1.000 pelanggan belum mendapatkan layanan purnajual maupun jaminan kendaraan mereka.
Sebagai bentuk komitmen, Luther menyatakan bahwa BYD telah mengambil langkah konkret dengan mengambil alih beberapa diler yang terdampak serta memastikan perlindungan terhadap hak-hak konsumen dan karyawan.
“Kami turut prihatin terhadap hal yang menimpa rekanan kami tersebut. Kami pastikan, hal tersebut tidak berpengaruh kepada upaya pemasaran, penjualan dan purnajual kami di Indonesia,” tambah Luther, dikutip dari Antaranews.
Qiancheng sendiri berdiri pada 2014 dan berkembang pesat menjadi mitra strategis utama BYD di wilayah Shandong, dengan mengelola lebih dari 20 diler dan showroom BYD di provinsi tersebut.
Mereka bahkan sempat mengklaim memiliki volume penjualan tahunan mencapai 3 miliar yuan (sekitar 420 juta dolar AS) serta mempekerjakan lebih dari 1.200 orang.
Pada April 2024, Chairman BYD Wang Chuanfu sempat berkunjung ke markas Qiancheng Group di Jinan, yang dipandang luas sebagai bentuk pengakuan atas posisi mereka sebagai mitra inti. Namun, permasalahan keuangan sudah mulai terindikasi sejak saat itu. **