Kolaborasi Pegiat Sosial dan Teknologi, CDN Perkuat Daerah Digital 

Jum'at 25 Juli 2025, Program Cimanuk Digital Network (CDN) resmi disosialisasikan pada Jumat (25/7) di Kabupaten Sumedang.

SUMEDANG.pesanjabar.com – Jum’at 25 Juli 2025, Program Cimanuk Digital Network (CDN) resmi disosialisasikan pada Jumat (25/7) di Kabupaten Sumedang. Kegiatan ini menjadi bagian dari langkah strategis membangun infrastruktur internet mandiri berbasis komunitas yang modern, berkelanjutan, dan inklusif, serta memperkuat upaya digitalisasi di semua wilayah..

Sosialisasi ini dihadiri oleh pegiat sosial dan pemerhati digital dari berbagai daerah seperti Bogor, Bandung, Subang, dan Sumedang. Peserta berasal dari berbagai kalangan, mulai dari aktivis komunitas, dan yang lainnya yang peduli terhadap pemerataan akses internet di desa ataupun di kota

Direktur Utama CDN, Wamin, dalam sambutannya menegaskan bahwa kehadiran program ini bukan sekadar menyediakan akses internet cepat, melainkan membangun kedaulatan digital berbasis rakyat. “CDN bukan hanya soal internet cepat, tapi tentang kedaulatan digital yang dibangun dari bawah, oleh dan untuk masyarakat,” ujarnya.

CDN dirancang untuk:

  1. Meningkatkan kualitas layanan internet 
  2. Membangun jaringan stabil berbasis fiber optik dan wireless
  3. Meningkatkan literasi digital masyarakat

Paket Layanan CDN: Harga Rakyat, Kualitas Pejabat

Sebagai bagian dari komitmen menyediakan internet terjangkau dan berkualitas, CDN memperkenalkan paket layanan “Internet Rumah Unlimited” dengan promo pemasangan gratis dan harga yang sudah termasuk PPN 11%.

Paket Internet: Paket Happy 1 (20 Mbps), Paket Happy 2 (50 Mbps) dan Paket Super Happy (100 Mbps), Keunggulan: Unlimited kuota, Kecepatan stabil, Tanpa biaya instalasi (FREE)

Syarat minimal berlangganan 12 bulan

Dengan slogan “Harga Rakyat, Kualitas Pejabat”, layanan CDN hadir sebagai solusi konkret bagi semua kalangan, yang selama ini mengalami keterbatasan akses internet berkualitas.

Dalam sesi diskusi, peserta mengangkat berbagai persoalan seperti keterbatasan infrastruktur, kondisi geografis, hingga kekurangan SDM teknis lokal. Beragam solusi juga mengemuka, seperti pelatihan teknisi, pemanfaatan relay wireless & menara mikro, serta penguatan kolaborasi lintas sektor.

Sosialisasi ini menjadi langkah awal menuju ekosistem digital yang inklusif dan berakar dari kekuatan lokal, sekaligus mendorong transformasi desa menjadi wilayah digital mandiri di era revolusi industri 4.0 dan society 5.0. (****)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *