Kemensos Latih 100 KPM Kulonprogo Jadi Pengrajin, Dorong Kemandirian Lewat Potensi Lokal

kemensos.go.id/PESANJABAR
Selasa 22 Juli 2025, Kementerian Sosial terus memperkuat orientasi dari bantuan sosial menuju pemberdayaan ekonomi melalui pelatihan berbasis potensi lokal. Di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

KULONPROGO. pesanjabar.com – Selasa 22 Juli 2025, Kementerian Sosial terus memperkuat orientasi dari bantuan sosial menuju pemberdayaan ekonomi melalui pelatihan berbasis potensi lokal. Di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, sebanyak 100 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dilatih menjadi pengrajin yang memanfaatkan bahan alami seperti pelepah pisang dan daun pandan menjadi produk bernilai ekonomi.

Dalam kunjungan ke lokasi pelatihan, Penasihat I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemensos, Fatma Saifullah Yusuf, bersama rombongan menyapa langsung peserta yang sedang mengikuti pelatihan keterampilan. Ia mengapresiasi semangat para peserta dan berharap mereka dapat terus berkarya tanpa kendala.

“Kami menyaksikan sendiri hasil kerajinan dari pelepah pisang dan kertas daur ulang seperti tas, kotak tisu, dan keranjang. Harapannya, pelatihan ini benar-benar memberi jalan untuk mandiri,” ujar Fatma.

Pelatihan yang berlangsung selama empat hari di Kelurahan Kembang, Kecamatan Nanggulan ini merupakan bagian dari Program Kolaborasi Pemberdayaan bagi Kelompok Rentan. Dalam program ini, Kemensos menggandeng dua mitra lokal, Yayasan Kumala dan Murakabi Craft, untuk memberikan pelatihan sekaligus membantu memasarkan produk hasil peserta.

Fatma juga menyampaikan terima kasih kepada kedua mitra tersebut yang telah membantu peserta tidak hanya dalam pelatihan, tapi juga dalam penyediaan bahan baku dan pemasaran. Hal ini, menurutnya, sangat membantu peserta fokus menghasilkan produk berkualitas tanpa dibebani persoalan penjualan.

“Produk peserta langsung ditampung dan dipasarkan, ini sangat membantu dalam meningkatkan ekonomi mereka. Tujuannya agar mereka bisa naik kelas, dari penerima bansos menjadi individu mandiri,” katanya.

Dari total peserta, 50 orang dilatih oleh Yayasan Kumala untuk membuat produk dari kertas daur ulang berbahan pelepah pisang. Produk-produk seperti paper bag, tempat tisu, figura, hingga kotak kado dikreasikan dari limbah tersebut. Sementara 50 peserta lainnya belajar membuat anyaman dari daun pandan bersama Murakabi Craft.

Yayasan Kumala, yang aktif dalam pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan sampah, serta Murakabi Craft, sentra kerajinan serat alam berbasis ekspor, berkomitmen mendukung kemandirian ekonomi kelompok rentan di desa-desa.

Kegiatan ini juga menampilkan kisah inspiratif dari Alif (40), pelatih dari Yayasan Kumala. Dahulu hidup di jalanan sebagai pengamen dan penjual koran, kini Alif menjadi trainer yang berkeliling Indonesia, mengajarkan keterampilan kepada banyak orang.

“Awalnya saya hanya anak jalanan, sekarang saya bisa jadi pelatih dan keliling Indonesia. Semua karena niat untuk berubah,” ungkap Alif.

Dirjen Pemberdayaan Sosial Kemensos, Mira Riyati Kurniasih, menegaskan bahwa pemberdayaan berbasis potensi lokal merupakan kunci untuk membebaskan KPM dari ketergantungan bantuan.

“Di Kulonprogo, kita manfaatkan potensi alam seperti pelepah pisang dan daun pandan. Dari 50 peserta di Murakabi Craft, sudah ada 10 orang yang produknya lolos quality control dan siap dipasarkan,” ujar Mira.

Ia berharap peserta yang sudah mahir bisa menularkan ilmunya ke sesama KPM, sehingga dampak pemberdayaan bisa lebih luas dan berkelanjutan. (**)

Source: kemensos.go.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *