Menurut Kang Rey, demonstrasi di Subang dapat menjadi teladan bagi daerah lain. Ia menegaskan bahwa kerusuhan hanya akan merugikan semua pihak, termasuk masyarakat.
“Kalau demo berakhir ricuh, yang dirugikan bukan hanya Forkopimda, tapi masyarakat juga ikut terdampak,” jelasnya.
Ia mengungkapkan bahwa kondusivitas Subang juga terjaga berkat langkah cepat Polres Subang yang berhasil mengamankan 129 pelajar yang diduga hendak memicu kericuhan.
“Malam tadi ada 129 pelajar, kebanyakan SMA, yang diamankan. Jadi yang demo sebenarnya bukan mahasiswa, melainkan oknum pelajar yang mencoba memicu chaos,” kata Kang Rey.
Bupati menegaskan Pemkab Subang terbuka terhadap kritik dan masukan masyarakat, selama disampaikan dengan cara yang baik. Ia percaya mahasiswa maupun driver ojol tidak mungkin bertindak anarkis, kecuali ada penyusup yang sengaja memperkeruh suasana.
“Kami selalu terbuka pada aspirasi. Saya yakin mahasiswa dan ojol tidak akan anarkis, kecuali jika ada oknum yang menunggangi,” pungkasnya.
Kegiatan ditutup dengan shalat ghaib dan doa bersama yang dipimpin Ustadz Yadi Suban ZA, serta diikuti Anggota DPRD Jawa Barat, Forkopimda Kabupaten Subang, pejabat daerah, camat, hingga komunitas driver ojek online. (**)