Menurut Eri, peristiwa tersebut menjadi pengingat penting bahwa ego, kesombongan, dan merasa paling hebat harus dihilangkan. “Kita harus memulai dari kerendahan hati untuk menjaga persatuan Surabaya,” tegasnya.
Selain meneguhkan keamanan, ikrar ini juga ditujukan untuk menggerakkan kembali roda perekonomian yang sempat terhambat akibat kerusuhan. Wali Kota mengajak masyarakat agar tidak takut dan segera memulihkan aktivitas sehari-hari, mulai dari membuka warung, warkop, hingga usaha kecil lainnya. “Sekarang waktunya bangkit dan jaga kota tercinta kita ini,” serunya.
Acara ini diinisiasi oleh berbagai unsur masyarakat, di antaranya Karang Taruna, Pemuda Pusura, Cak Ning, BEM Universitas, Pemuda Pancasila, Pramuka, Madura Asli (Madas), Muhammadiyah, PCNU, komunitas ojek online, hingga Satgas Kampung Pancasila. Hal ini menunjukkan semangat menjaga Surabaya datang dari seluruh lapisan warga.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Eri menitipkan masa depan kota kepada warganya. Ia berharap generasi mendatang tidak lagi menghadapi peristiwa serupa.
“Jangan biarkan anak cucu kita mengalami hal yang sama. Mari jaga kota ini dengan kasih sayang dan keimanan,” ucapnya.
Adapun poin ikrar yang diucapkan warga Surabaya meliputi:
- Menjaga Surabaya tetap aman dan rukun.
- Memperkuat jati diri dan masa depan Surabaya.
- Menyampaikan aspirasi secara kritis tanpa terprovokasi.
- Menolak segala bentuk kekerasan dan anarkistis.
- Bersatu dalam harmoni serta saling tolong-menolong. (**)






