Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. Dante Saksono Harbuwono, menegaskan bahwa kemitraan Indonesia dengan Global Fund didasari semangat Gotong Royong.
“Sejak 2003, Indonesia telah memobilisasi lebih dari US$1,6 miliar bersama Global Fund untuk memperluas layanan HIV, TB, dan malaria. Indonesia juga memberikan kontribusi US$12,5 juta pada 2022 untuk menegaskan komitmen terhadap tanggung jawab bersama.”
Melalui mekanisme Debt2Health, Indonesia memperoleh empat skema konversi utang—2007, 2010, 2021, dan 2024—yang menghasilkan hampir US$201 juta investasi kesehatan dan pembatalan utang sebesar US$272 juta. Dana tersebut membantu memperkuat diagnostik, infrastruktur kesehatan, serta mendukung transisi menuju pembiayaan domestik yang berkelanjutan.
Hingga kini Global Fund telah menyalurkan US$1,67 miliar ke Indonesia dan pada 2024 mendukung layanan bagi 845.627 pasien TB aktif, 621.257 kasus malaria, dan 231.247 orang yang membutuhkan terapi HIV.
Ketua Yayasan Rekat Peduli, Ani Herna Sari, menyoroti pentingnya pemberdayaan komunitas.
“Komunitas adalah garda terdepan. Kita harus memastikan mereka terbebas dari stigma dan mendapat dukungan penuh di setiap tingkatan.”
Global Fund membutuhkan US$18 miliar untuk siklus hibah 2027–2029, guna menyelamatkan hingga 23 juta jiwa, mencegah 400 juta infeksi baru, dan memperkuat ketahanan kesehatan global. (**)






