Bupati Reynaldy juga menyampaikan belasungkawa atas musibah yang menimpa Pondok Pesantren Al-Khoziyn, Sidoarjo, yang menyebabkan wafatnya puluhan santri. Ia mengajak seluruh peserta untuk mendoakan para korban dan memperkuat solidaritas antarsantri di seluruh Indonesia.
Peringatan Hari Santri Nasional tahun ini menjadi momen bersejarah karena menandai satu dekade sejak pertama kali ditetapkan oleh pemerintah pada tahun 2015. Menurut Bupati, dalam kurun sepuluh tahun tersebut, peran santri semakin nyata di berbagai bidang kehidupan, baik sosial, ekonomi, maupun kebangsaan.
“Negara tidak menutup mata terhadap jasa pesantren. Melalui UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren dan Perpres Nomor 82 Tahun 2021 tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren, pemerintah berkomitmen memperkuat kontribusi lembaga pesantren,” jelasnya.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap dedikasi para santri, pemerintah daerah juga memberikan penghargaan kepada santri berprestasi, salah satunya Vita Aulya Sobhaniati dari Pondok Pesantren Minhajut Thalibin, peraih Juara I MQK Jawa Barat dan Juara Harapan Nasional.
Acara berlangsung khidmat sekaligus meriah dengan penampilan para santri Pondok Pesantren Al Istiqomah Tanjungsiang di bawah binaan LESBUMI PCNU Subang, serta dilanjutkan dengan prosesi pengukuhan Garda Santri oleh Forum Pesantren dan Pondok (FPP) Provinsi Jawa Barat.
Peringatan tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Subang, Sekretaris Daerah, para kiai, pimpinan ormas Islam, kepala perangkat daerah, serta ribuan santri yang memeriahkan suasana dengan semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
