BANDUNG.pesanjabar.com – Wakil Wali Kota Bandung, Farhan, menegaskan bahwa peran pendeta tak hanya sebagai penyampai firman di atas mimbar, tetapi juga sebagai pemimpin moral dan sosial yang diutus untuk menyuarakan nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kasih di tengah masyarakat.
Pernyataan tersebut disampaikan Farhan saat menghadiri Rapat Pendeta Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Distrik XVIII Jabartengdiy Tahun 2025 di Jayakarta Hotel, Senin petang (4/8/2025).
Farhan menekankan pentingnya kontribusi gereja dan para pemuka agama dalam membentuk peradaban yang beretika dan bermartabat. Ia menyebut bahwa nilai-nilai kemanusiaan, empati, dan etika harus menjadi dasar dalam menghadapi kompleksitas tantangan zaman.
“Kota Bandung menghadapi lima isu besar: korupsi, judi dan narkoba, perdagangan manusia, kerusakan lingkungan, dan disintegrasi sosial. Semua saling berkaitan dan berdampak luas,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa Pemkot Bandung tidak bisa mengatasi persoalan tersebut sendirian. Dibutuhkan kerja sama lintas sektor, termasuk peran aktif para pemuka agama.
“Gereja memiliki kekuatan profetik yang penting sebagai penggerak perubahan sosial. Kami membuka ruang selebar-lebarnya untuk kolaborasi,” ujar Farhan.
Sementara itu, Ketua PGIW Jawa Barat, Pdt. Paulus Wijono, menggarisbawahi bahwa pendeta memiliki posisi strategis dalam menentukan arah gereja dan menanggapi isu-isu masyarakat.
“Pertemuan ini adalah momen penting untuk melahirkan program nyata yang menjawab kebutuhan zaman. Kami siap berkolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat sipil demi masa depan yang lebih harmonis,” katanya. (****)