TASIKMALAYA.pesanjabar.com — Inovasi bahan bakar berbasis jerami yang tengah menjadi sorotan publik kini mendapat sambutan hangat dari kalangan petani di Jawa Barat. Mereka menilai temuan tersebut sebagai peluang besar untuk meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus mengurangi limbah hasil panen.
Deni (45), petani asal Kampung Cilenga, Desa Selawangi, Kabupaten Tasikmalaya, mengaku optimistis bahwa bahan bakar dari jerami bisa menjadi solusi ekonomi baru bagi petani.
“Selama ini jerami hanya dibakar atau dibuang. Kalau bisa dijadikan bahan bakar, tentu bisa menambah penghasilan kami,” ujar Deni saat dihubungi, Kamis (13/11/2025).
Menurutnya, penumpukan jerami pascapanen kerap menjadi kendala karena sulit dimanfaatkan. Akibatnya, banyak petani memilih membakarnya agar lahan cepat bisa digarap ulang.
“Masalahnya tiap panen jerami menumpuk, jadi biasanya kami bakar supaya lahan bersih,” tambahnya.
Dari Limbah Sawah Menjadi Energi Hijau
Inovasi bernama Bobibos (Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos!) dikembangkan oleh PT Inti Sinergi Formula di Jonggol, Kabupaten Bogor. Diciptakan oleh peneliti Iklas Thamrin, produk ini diklaim memiliki nilai oktan hingga RON 98 setara Pertamax Turbo, serta nyaris tanpa emisi karbon.
Dari hasil penelitian, setiap hektare sawah mampu menghasilkan sekitar 9 ton jerami yang dapat diolah menjadi 3.000 liter bahan bakar. Dengan dukungan pemerintah dalam penyediaan bahan baku dan izin produksi massal, potensi produksi nasional bisa mencapai jutaan liter per bulan.






