JAKARTA.pesanjabar.com — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tengah merancang strategi pencegahan radikalisme digital yang menyasar anak-anak, dengan menitikberatkan pada penguatan peran keluarga, pengawasan teknologi, penyediaan konten positif, serta mekanisme pelaporan yang efektif untuk menanggulangi pola penyebaran baru di ruang siber.
Direktur Deradikalisasi BNPT sekaligus Ketua Tim Koordinasi Pelaksanaan Deradikalisasi, Brigjen Iwan Ristiyanto, menegaskan bahwa pihaknya memberi perhatian serius terhadap maraknya upaya radikalisasi anak di dunia maya.
“Upaya pencegahan dilakukan melalui penguatan peran keluarga, sekolah, dan guru; pengawasan serta regulasi teknologi; penciptaan konten positif; hingga penyiapan sistem pelaporan dan tindak lanjut,” jelas Brigjen Iwan, Jumat (7/11/2025).
Ia menambahkan, strategi besar tersebut akan diterjemahkan ke dalam langkah konkret dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, baik dari sektor pemerintah maupun swasta. BNPT juga akan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Sosial (Kemensos), dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) untuk memperkuat peran keluarga. Sementara untuk pengawasan digital, BNPT akan menggandeng platform besar seperti Meta, Google, dan TikTok.






