BNPB dan Pusterad Resmikan Sumur Bor di Indramayu, Perkuat Ketahanan Hadapi Kekeringan

indramayukab.go.id/PESANJABAR
Pada Kamis. 17 Agustus 2025. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pusat Teritorial Angkatan Darat (Pusterad) meresmikan penggunaan sumur bor sebagai sumber air bersih di Desa Jaya Mulya, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu.

INDRAMAYU. pesanjabar.com Pada Kamis. 17 Agustus 2025. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pusat Teritorial Angkatan Darat (Pusterad) meresmikan penggunaan sumur bor sebagai sumber air bersih di Desa Jaya Mulya, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu. Program ini merupakan bagian dari upaya mitigasi bencana kekeringan dan penyediaan air bersih di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.

Bupati Indramayu, Lucky Hakim, mengungkapkan rasa syukur dan apresiasinya atas perhatian pemerintah pusat terhadap kebutuhan dasar masyarakat, khususnya terkait ketersediaan air bersih yang selama ini menjadi persoalan utama di Indramayu.

Indramayu merupakan wilayah dengan risiko hidrometeorologi tinggi — saat musim hujan rawan banjir, sementara saat kemarau rawan kekeringan. Dengan keterbatasan yang ada, bantuan dari pusat sangat berarti bagi kami,” ujar Lucky.

Ia juga menyoroti bahwa Indramayu mencatatkan indeks kualitas daerah (IKD) tertinggi di Jawa Barat, sebagai bentuk nyata keseriusan pemerintah daerah dalam pembangunan lintas sektor, termasuk penanggulangan bencana.

Sementara itu, Komandan Pusterad Letjen TNI M. Syafei Kasno menyampaikan bahwa program pengeboran air bersih sudah berlangsung selama tiga tahun. “Ini adalah kolaborasi antara BNPB dan Pusterad, dengan pelaksanaan teknis di lapangan oleh TNI AD. Di Indramayu, sudah terdapat delapan titik sumur bor yang semuanya menghasilkan air layak konsumsi berdasarkan uji laboratorium,” jelasnya.

M. Syafei juga mengajak masyarakat untuk menjaga dan memelihara infrastruktur air bersih tersebut agar manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto menyampaikan bahwa Indonesia menghadapi risiko bencana tinggi, dengan sekitar 3.600 kejadian pada 2024 dan 1.900 hingga pertengahan 2025, atau sekitar 20 bencana per hari.

Meski demikian, Suharyanto menegaskan bahwa Indramayu termasuk daerah yang relatif aman karena belum pernah mengalami bencana besar yang memicu status darurat. Namun, untuk mengantisipasi kekeringan, BNPB siap melakukan berbagai intervensi, termasuk hujan buatan.

“Pembangunan sumur bor ini merupakan langkah proaktif. Kita tidak menunggu krisis air terjadi, tapi sudah menyiapkan solusi lebih awal. Ini bagian dari penguatan ketahanan masyarakat,” tegasnya.

Ia menutup sambutan dengan mengajak semua pihak untuk menyadari kerentanan bencana di Indonesia dan membangun semangat kebersamaan dalam kesiapsiagaan. (****)

Source: indramayukab.go.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *