JAKARTA.pesanjabar.com – Aliansi Mahasiswa Indonesia menggelar diskusi publik dan doa lintas agama bertema “Kerusuhan Agustus 2025 Berkedok Demonstrasi: Siapa yang Diuntungkan, Siapa yang Dirugikan?” di Gedung Joang 45, Jakarta, Sabtu (6/9/2025). Kegiatan ini diikuti ratusan mahasiswa lintas kampus dan agama.
Presidium Nasional BEM PTNU Se-Nusantara, Achmad Baha’ur Rifqi, menegaskan bahwa aksi mahasiswa sejak 25 Agustus 2025 merupakan gerakan murni yang lahir dari keresahan sosial masyarakat, bukan makar sebagaimana dituding pemerintah.
“Tudingan makar itu menyesatkan dan bisa merusak esensi perjuangan mahasiswa. Gerakan harus dijaga kemurniannya agar tidak ditunggangi pihak lain. Karena dari kerusuhan ini, semua pihak dirugikan dan rasa cinta tanah air pun terkikis,” tegas Baha.
Ia mengingatkan mahasiswa untuk tetap konsisten menyuarakan aspirasi rakyat serta waspada terhadap pihak-pihak yang berpotensi menunggangi aksi. “Mahasiswa jangan lari. Kita harus buktikan bahwa gerakan ini murni, bukan makar,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, BEM PTNU Se-Nusantara juga mendesak pemerintah segera membentuk tim investigasi independen guna menelusuri dalang kerusuhan. Menurutnya, langkah itu penting agar stigma negatif terhadap mahasiswa tidak semakin berkembang.
“Kami meminta presiden membentuk tim investigasi kerusuhan ini,” kata Baha.
Ia menambahkan, mahasiswa tidak akan mundur dalam menyampaikan aspirasi dan akan terus bergerak hingga pemerintah membuka ruang dialog yang jujur serta situasi kembali kondusif. “Kami ingin masyarakat melihat bahwa gerakan mahasiswa tetap berada di jalur konstitusional, yakni menyuarakan kepentingan rakyat,” pungkasnya (**)