REDAKSI.pesanjabar.com – Kemerdekaan Indonesia bukan sekadar rangkaian tanggal, nama pahlawan, atau catatan peristiwa di buku sejarah. Ia adalah jembatan yang menghubungkan kita dengan para pejuang di masa lalu kisah panjang penuh air mata, pengorbanan, dan doa yang melahirkan sebuah bangsa merdeka.
Di era digital kini, ketika hidup dipenuhi teknologi dan budaya populer, pertanyaan besar pun muncul: sudahkah kita benar-benar mengingat kembali rentetan sejarah itu, atau ingatan kita mulai terkikis perlahan?
Perjalanan menuju Indonesia merdeka dimulai jauh sebelum 17 Agustus 1945. Budi Utomo yang lahir tahun 1908 menjadi tonggak awal kebangkitan kesadaran nasional, sekaligus cikal bakal organisasi pergerakan. Semangat itu terus tumbuh hingga puncaknya pada Sumpah Pemuda 1928, ketika pemuda dari berbagai daerah berikrar bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu: Indonesia.
Pintu menuju kemerdekaan semakin terbuka ketika Jepang masuk pada 1942 menggantikan Belanda. Namun setelah Jepang kalah akibat bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945, momentum itu dimanfaatkan para pendiri bangsa. Naskah proklamasi pun dirumuskan pada 16 Agustus 1945 di kediaman Laksamana Maeda, diketik oleh Sayuti Melik, dan bendera merah putih dijahit oleh Fatmawati.
Keesokan harinya, 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta membacakan Proklamasi di Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Berita kemerdekaan disiarkan lewat radio Hoso Kyoku yang kemudian dikenal sebagai RRI. Sejak saat itu, Indonesia resmi berdiri sebagai bangsa merdeka.
Namun kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan. Pertempuran Surabaya 10 November 1945, Agresi Militer Belanda I (1947) dan II (1948), hingga akhirnya pengakuan kedaulatan lewat Konferensi Meja Bundar (1949), menjadi bukti bahwa kemerdekaan harus terus dipertahankan.
Hari ini, 80 tahun setelah proklamasi, kemerdekaan yang kita nikmati adalah amanah besar dari para pejuang. Tugas generasi kini bukan sekadar mengenang, tetapi menjaga api semangat persatuan agar terus menyala, menerangi jalan bangsa menuju masa depan.
Selamat Dirgahayu ke-80 Republik Indonesia. Rawat Indonesia, Rawat Kemerdekaan.