Universitas Subang FGD Program PADU di Grand Hotel Subang: Inovasi Komunikasi untuk Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

SAE/PESANJABAR
Pada Hari Selasa (1 Juli 2025) Universitas Subang mengadakan FGD Program PADU (Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Berbasis Inkubator Bisnis) dalam sebuah acara yang berlangsung di Grand Hotel Subang. Program ini merupakan bagian dari upaya strategis kampus dalam mendorong kemandirian ekonomi perempuan melalui inovasi komunikasi yang partisipatif dan aplikatif.

SUBANG, Pesanjabar.com – Pada Hari Selasa (1 Juli 2025) Universitas Subang mengadakan FGD Program PADU (Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Berbasis Inkubator Bisnis) dalam sebuah acara yang berlangsung di Grand Hotel Subang. Program ini merupakan bagian dari upaya strategis kampus dalam mendorong kemandirian ekonomi perempuan melalui inovasi komunikasi yang partisipatif dan aplikatif.

Peserta Focus Group Discussion (FGD) diantaranya organisasi perangkat daerah yang terkait dengan pembahasan yaitu DKUPP, DP2KBP3A, Praktisi Pengusaha dan dosen-dosen Universitas Subang. Acara pembukaan dihadiri oleh Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi, Ketua Yayasan Kutawaringin, dan Rektor Universitas Subang yang masing-masing memberikan sambutan penuh semangat dan visi jangka panjang.

Komunikasi sebagai Penggerak Pemberdayaan

Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi membuka acara dengan menekankan pentingnya peran komunikasi strategis dalam pemberdayaan ekonomi, khususnya bagi perempuan.

“Komunikasi bukan hanya soal menyampaikan pesan, tapi juga soal menggerakkan. Melalui program ini, kita berharap dapat menciptakan model komunikasi yang mampu membangkitkan potensi ekonomi perempuan lokal secara nyata dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Ia juga mengapresiasi kerja keras tim pelaksana, mitra, dan peserta, serta menegaskan peran fakultas dalam mendukung riset terapan dan pengabdian masyarakat.

Yayasan Dukung Kemandirian Perempuan

Ketua Yayasan Kutawaringin, sebagai penyelenggara dan penopang utama Universitas Subang, menyampaikan dukungan penuh terhadap program PADU. Ia menyebut program ini sejalan dengan misi yayasan untuk mencetak lulusan berdaya saing yang mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat.

“Program PADU ini bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk masa depan perempuan-perempuan hebat di sekitar kita. Yayasan mendukung penuh upaya yang memperkuat peran perempuan sebagai penggerak ekonomi keluarga dan daerah,” ujarnya.

Rektor Membuka FGD Program PADU

Rektor Universitas Subang secara resmi membuka kegiatan FGD dengan menegaskan bahwa universitas berkomitmen menjadi pusat pengembangan inovasi lokal yang berpihak pada masyarakat.

“Inovasi dan pemberdayaan tidak bisa berjalan sendiri. Mereka butuh komunikasi yang tepat sasaran, empatik, dan partisipatif. Universitas Subang siap menjadi ruang lahirnya solusi bagi tantangan ekonomi yang dihadapi masyarakat, terutama oleh perempuan,” jelas Rektor.

Penelitian Model Komunikasi PADU

Dalam sesi pemaparan ilmiah, tim peneliti dari Fakultas Ilmu Komunikasi mempresentasikan hasil studi berjudul:

“Inovasi Model Komunikasi Pemberdayaan Ekonomi Perempuan melalui Inkubator Bisnis: Studi Kasus Program PADU Universitas Subang.”

Studi ini menyoroti rendahnya partisipasi perempuan dalam sektor usaha produktif dan pentingnya komunikasi strategis berbasis pemberdayaan. Penelitian menemukan bahwa Program PADU berhasil meningkatkan kapasitas perempuan pelaku usaha melalui pelatihan, pendampingan, dan akses jejaring.

Model PADU, Tim merumuskan model komunikasi inovatif yang meliputi lima tahap utama:

Pelatihan → Pendampingan → Promosi → Kolaborasi → Evaluasi

Model ini dinilai efektif membangun komunikasi partisipatif yang berkelanjutan dalam mendukung usaha mikro perempuan.

Kesimpulan, Komunikasi yang efektif terbukti menjadi penggerak utama dalam upaya pemberdayaan ekonomi perempuan. Inkubator bisnis memainkan peran strategis sebagai ruang kolaborasi antara pelaku usaha dan kalangan akademisi. Untuk memastikan keberlanjutan program, dibutuhkan model yang adaptif dan dapat direplikasi di berbagai konteks lokal.

Rekomendasi, Dianjurkan agar program PADU direplikasi di komunitas lain dengan penyesuaian sesuai kebutuhan lokal. Diperlukan pula penguatan kolaborasi lintas sektor antara perguruan tinggi, pemerintah, dan pelaku usaha. Selain itu, optimalisasi digitalisasi dan peningkatan strategi pemasaran produk perempuan menjadi langkah penting untuk mendukung keberhasilan program secara berkelanjutan. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *