Subang, Pesanjabar.com – Dalam kalender Islam, terdapat dua hari raya besar: Idul Fitri dan Idul Adha. Idul Adha dirayakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah, yang menjadi puncak dari rangkaian ibadah haji. Umat Islam di seluruh dunia memperingatinya dengan shalat Id dan penyembelihan hewan kurban.
Namun, sebagian umat masih bertanya-tanya: Apakah boleh berpuasa pada hari Idul Adha? Apakah dianjurkan? Atau justru dilarang? Artikel ini akan membahas secara menyeluruh tentang hukum puasa Idul Adha, dalilnya, hikmahnya, dan pemahaman para ulama.
Hukum Puasa di Hari Idul Adha
❌ Puasa pada Hari Raya Idul Adha Diharamkan
Dalam Islam, berpuasa pada hari Idul Adha (10 Dzulhijjah) adalah haram hukumnya. Ini adalah hukum yang disepakati (ijma’) oleh para ulama dari berbagai mazhab.
📖 Dalil dari Hadis
Dari Abu Sa’id al-Khudri RA, ia berkata:
“Rasulullah SAW melarang puasa pada dua hari: hari Idul Fitri dan hari Idul Adha.” (HR. Bukhari no. 1991 dan Muslim no. 827).
Juga dalam riwayat lain disebutkan:
“Hari-hari Tasyriq (11, 12, dan 13 Dzulhijjah) adalah hari makan, minum, dan dzikir kepada Allah.” (HR. Muslim no. 1141).
🕌 Ijma’ Ulama
Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ menyatakan:
“Ulama sepakat haramnya puasa pada dua hari raya, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.”
Imam Ibn Qudamah dalam Al-Mughni juga menyatakan:
“Tidak diperbolehkan berpuasa pada hari raya, karena itu adalah hari makan dan bersyukur.”
Puasa yang Dianjurkan Sebelum Idul Adha
✅ 1. Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
Puasa yang sangat dianjurkan sebelum Idul Adha adalah puasa pada hari Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah.
“Puasa pada hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar puasa itu menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim no. 1162).
Catatan:
Untuk yang tidak berhaji, puasa Arafah sangat dianjurkan.
Untuk jamaah haji yang sedang wukuf di Arafah, dianjurkan tidak berpuasa agar tetap kuat menjalani ibadah.
✅ 2. Puasa Dzulhijjah (1–9 Dzulhijjah)
Dianjurkan pula berpuasa dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah, karena hari-hari ini disebut oleh Rasulullah sebagai:
“Tidak ada hari-hari di mana amal saleh lebih dicintai oleh Allah melebihi hari-hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah).” (HR. Bukhari no. 969).
Imam An-Nawawi dalam Syarh Muslim menyatakan bahwa berpuasa pada hari-hari tersebut termasuk amal saleh yang sangat dianjurkan.
Mengapa Puasa Idul Adha Diharamkan? (Hikmah dan Filosofinya)
🥩 1. Hari Raya Adalah Hari Syukur, Bukan Menahan Diri
Hari raya adalah waktu untuk menikmati nikmat Allah, termasuk makanan, keluarga, dan persaudaraan. Oleh karena itu, Islam melarang puasa sebagai bentuk penolakan terhadap kesenangan yang halal di hari itu.
🕌 2. Idul Adha Berkaitan dengan Ibadah Kurban
Hari Idul Adha adalah waktu untuk berkurban dan berbagi daging, maka justru dianjurkan untuk menikmati makanan dan memberi makan orang lain, bukan menahan lapar.
💞 3. Nilai Sosial
Hari raya menjadi momen kebersamaan, bukan waktu untuk menyendiri atau beribadah individualistik. Dengan berbuka dan makan bersama, terciptalah solidaritas umat.
❓ Bagaimana Kalau Tidak Sengaja Berpuasa di Hari Idul Adha?
Jika seseorang tidak tahu bahwa tanggal 10 Dzulhijjah adalah Idul Adha dan dia berpuasa tanpa sengaja, maka:
Ia tidak berdosa karena tidak tahu.
Namun, begitu tahu, wajib segera membatalkan puasa.
Puasa pada hari Idul Adha (10 Dzulhijjah) adalah haram, berdasarkan hadis sahih dan ijma’ ulama. Namun, puasa Arafah sehari sebelumnya adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) bagi yang tidak menunaikan haji. Semangat puasa ini bukan sekadar menahan lapar, tetapi menanamkan ketaatan, pengorbanan, dan kecintaan kepada Allah SWT.
Sumber referensi;
Al-Qur’an al-Karim
Shahih Bukhari, Kitab Ash-Shiyam, no. 1991
Shahih Muslim, no. 827 dan 1162
Imam Nawawi, Syarh Shahih Muslim & Al-Majmu’
Ibn Qudamah, Al-Mughni
Ibn Rajab al-Hanbali, Lathaif al-Ma’arif
Syaikh Utsaimin, Syarh Riyadhus Shalihin
(**)