Pesanjbar.com – Kebijaksanaan adalah anugerah istimewa dari Tuhan kepada manusia. Sejak manusia mulai berpikir, kebijaksanaan telah memegang peran penting dalam membentuk sikap individu. Dengan kebijaksanaan, ilmu lebih mudah diterima dan sikap positif dapat dilaksanakan dengan baik.
Orang yang bijak cenderung terbuka terhadap sudut pandang lain tanpa harus mengorbankan pendirian dan keyakinan dirinya. Namun, kebijaksanaan bisa terkikis oleh sifat negatif seperti kasar, sombong, pemarah, angkuh, iri hati, benci, acuh tak acuh, tidak menghargai orang lain, dan merasa diri paling benar.
Kebijaksanaan dapat mengarahkan kita menuju keselamatan dan ketenangan hidup. Untuk menjadi pribadi yang bijaksana, kita dapat melakukan beberapa hal berikut:
1. Bersiap dan Tidak Tergesa-Gesa
Orang bijak selalu siap menghadapi situasi apapun. Dalam kondisi sulit sekalipun, ia tidak terburu-buru mengambil keputusan. Ia akan mempertimbangkan berbagai kemungkinan sebelum memutuskan, bukan karena lamban, tetapi karena berhati-hati agar tidak menyesal di kemudian hari.
2. Cerdik dan Cerdas
Sikap bijaksana juga ditandai dengan kecerdasan dalam menilai sesuatu. Orang bijak mempertimbangkan berbagai sisi sebelum mengambil keputusan. Kecerdasan membantunya menemukan makna hidup dan tujuan yang ingin dicapai.
3. Berilmu dan Berpengalaman
Pengetahuan dan pengalaman memberikan pandangan yang luas. Orang bijak selalu membawa bekal ilmunya dalam setiap tindakan. Ia belajar dari setiap kejadian, sekecil apapun itu, dan menjadikannya pelajaran berharga.
4. Teguh pada Prinsip dan Pendirian
Pribadi bijak memiliki pendirian yang kuat. Ia tidak mudah goyah oleh pengaruh luar atau tren. Prinsip hidup menjadi pedoman utama dalam bersikap dan berpikir, meskipun sudut pandangnya berbeda dari kebanyakan orang.
5. Toleransi
Berbeda dari sikap plin-plan, toleransi adalah kemampuan menghargai perbedaan tanpa kehilangan arah atau pendirian. Indonesia menjadi kuat karena nilai persatuan, yang lahir dari sikap saling menghormati dan toleransi antar sesama.
Orang bijaksana mampu tersenyum menghadapi masalah besar, karena ia tahu langkah yang harus diambil. Bagaimana keadannya, begitupula hasilnya. Pikiran dan logikanya bekerja seimbang.
Sebaliknya, orang yang kurang tajam pikirannya karena kurang bergaul, miskin bacaan, atau minim pengalaman, sering kali menghabiskan waktu menyelesaikan masalah kecil seolah-olah itu masalah besar. Ini terjadi karena ia belum memahami sebab-akibat dari tindakannya sendiri.
(Terinspirasi dari buku “Berani Berubah” karya Mulasih Tary & Yazid Attafsir) **