Subang, Pesanjabar.com – Pancasila, sebagai dasar negara Republik Indonesia, lahir dalam situasi yang sangat krusial pada masa penjajahan Jepang menjelang kemerdekaan Indonesia. Proses kelahiran Pancasila tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui rangkaian peristiwa penting yang menunjukkan semangat kebangsaan, semangat persatuan, dan pemikiran para tokoh bangsa yang visioner. Artikel ini akan mengulas secara kronologis detik-detik penting menjelang kelahiran Pancasila pada 1 Juni 1945.
1. Latar Belakang Sejarah
Pada tahun 1942, Jepang mengalahkan Belanda dan menduduki Indonesia. Jepang berusaha menarik simpati rakyat Indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan di kemudian hari. Pada tahun 1945, Jepang menghadapi kekalahan dalam Perang Dunia II, dan situasi ini dimanfaatkan oleh para tokoh Indonesia untuk mempercepat proses kemerdekaan.
Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Chōsakai, yang resmi dibentuk pada 29 April 1945. BPUPKI bertugas menyelidiki dan mempersiapkan dasar-dasar bagi negara Indonesia yang akan merdeka.
2. Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945)
Sidang pertama BPUPKI berlangsung dari tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Dalam sidang inilah para tokoh nasional mulai membicarakan dasar negara Indonesia merdeka. Tiga pidato penting yang menandai proses kelahiran Pancasila antara lain:
29 Mei 1945 – Mohammad Yamin mengusulkan lima asas dasar negara: Peri kebangsaan, Peri kemanusiaan, Peri ketuhanan, Peri kerakyatan, dan Kesejahteraan rakyat. Dalam pidatonya, Yamin juga mengusulkan istilah “Panca Sila”.
31 Mei 1945 – Prof. Dr. Soepomo memberikan pidato mengenai dasar negara yang menekankan integralisme, negara kesatuan, dan menolak pemisahan agama dari negara.
1 Juni 1945 – Ir. Soekarno menyampaikan pidato monumental yang berjudul “Lahirnya Pancasila”. Dalam pidatonya, Soekarno merumuskan lima prinsip dasar negara: Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Soekarno menyebut istilah “Pancasila” berasal dari bahasa Sanskerta, yang berarti lima prinsip atau asas. Tanggal 1 Juni 1945 kemudian dikenang sebagai Hari Lahir Pancasila.
3. Panitia Sembilan dan Piagam Jakarta (22 Juni 1945)
Setelah sidang pertama, dibentuklah Panitia Sembilan yang terdiri dari tokoh-tokoh utama BPUPKI, antara lain Soekarno, Hatta, Yamin, Agus Salim, Abikoesno Tjokrosoejoso, dan lainnya. Hasil kerja Panitia Sembilan adalah Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang memuat rumusan dasar negara yang kemudian menjadi cikal bakal pembukaan UUD 1945.
Rumusan dalam Piagam Jakarta masih mengandung kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, yang kemudian diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa” pada 18 Agustus 1945 demi persatuan nasional.
Detik-detik sebelum lahirnya Pancasila merupakan proses historis yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Rangkaian sidang BPUPKI, peran tokoh-tokoh besar bangsa, serta semangat untuk merumuskan dasar negara yang inklusif dan bersatu menjadi tonggak utama lahirnya ideologi Pancasila. Hingga kini, Pancasila tetap menjadi dasar yang mengikat seluruh elemen bangsa Indonesia dalam keberagaman.
Sumber Referensi:
Notosusanto, Nugroho. Naskah Proklamasi yang Otentik dan Rumusan Pancasila yang Sah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1971.
Risalah Sidang BPUPKI dan PPKI, Sekretariat Negara RI, 1995.
Ricklefs, M.C. Sejarah Indonesia Modern 1200–2008. Jakarta: Serambi, 2008.
Liddle, R. William. Soeharto dan Pembangunan Indonesia. LP3ES, 1996.
(**)