Subang Bebas Korupsi Harus Dimulai dari Keluarga: Gagasan Moral atau Strategi Sosial?

“Subang bebas korupsi harus dimulai dari keluarga, namun upaya moral perlu diiringi keteladanan dan reformasi sistem agar pesan antikorupsi tak berhenti di tataran wacana.”

SUBANG,pesanjabar.com – Pesan moral menggema dari kegiatan Sosialisasi Anti Korupsi bertema “DWP Cerdas, Keluarga Sehat, Subang Bebas Korupsi” yang diselenggarakan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Subang di Grant House, Rabu (29/10). Acara tersebut dihadiri Ketua TP PKK Kabupaten Subang, Ny. Ega Anjani Reynaldy, S.IP, dan Ketua DWP Kabupaten Subang, Ny. Hj. Siti Nuraeni Nuroni, S.IP, serta menghadirkan narasumber dari KPK RI dan Penyuluh Antikorupsi Muda.

Dalam sambutannya, Ega Anjani menegaskan bahwa korupsi tidak hanya persoalan hukum, tetapi persoalan budaya yang berakar pada perilaku sehari-hari di rumah. “Perubahan besar dimulai dari hal-hal kecil, dari keluarga yang jujur dan berintegritas,” ujarnya. Pandangan ini menempatkan keluarga—khususnya peran ibu—sebagai garda terdepan dalam membentuk masyarakat antikorupsi.

Namun secara kritis, pandangan tersebut menimbulkan refleksi penting: apakah pembentukan budaya antikorupsi cukup melalui pendidikan moral keluarga, sementara di sisi lain praktik kekuasaan, birokrasi, dan sistem politik sering kali menjadi ladang subur bagi perilaku koruptif? Upaya menanamkan nilai integritas di rumah memang fundamental, tetapi tanpa teladan nyata dan sistem pemerintahan yang tegas, pesan moral ini bisa kehilangan daya dorongnya.

Laman: 1 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *