Bupati Dian mengatakan, sebagai langkah antisipasi sesuai yang dibicarakan saat Rakor MBG Kabupaten dan Satgas MBG, atas kejadian ini memutuskan menghentikan sementara operasional SPPG penyalur MBG ke SMA Negeri 1 Luragung selama sekitar satu minggu. Untuk sementara, distribusi MBG bagi siswa akan dialihkan ke dapur penyedia lainnya.
Ia menegaskan, program MBG bukan sekadar distribusi makanan, melainkan juga tanggung jawab moral untuk memberikan asupan terbaik bagi generasi muda. “Karena itu, aspek pengolahan, bahan baku, sanitasi, hingga peralatan dapur harus diawasi secara ketat,” jelasnya.
Pemkab Kuningan memastikan akan terus melaporkan perkembangan kasus kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sekaligus memperketat pengawasan dapur MBG agar kejadian serupa tidak terulang. “Filosofi program MBG sangat mulia. Tugas kita adalah memastikan distribusi berjalan aman, sehat, dan tepat sasaran sesuai arahan Presiden dan Gubernur,” ungkap Bupati Dian.
Pengelola dapur MBG Luragung Landeuh, Gugum, menyampaikan pihaknya melayani distribusi untuk sekitar 4.000 siswa SMA, SMP, dan SMK di Luragung. Ia menduga penyebab keracunan berasal dari menu ayam kecap yang berkuah.
“Banyak siswa bilang kuahnya agak kental dan berlendir. Kemungkinan besar dari situ,” ungkapnya.
Salah satu siswi SMA Negeri 1 Luragung, Anna Resviana (17), mengaku mulai merasakan gejala mual, muntah, dan diare sekitar pukul 01.00 dini hari setelah siang harinya makanan MBG.